Gejala Pusing Itu Mungkin Datangnya Dari...
Sebagaimana saya jelaskan di awal tidak ada gejala pusing yang saya alami karena Virus Corona. Justru saya baru merasa pusing setelah berurusan dengan birokrasi kesehatan.
Apakah saya menyalahkan Bidan Desa saya? gak juga. Setelah saya bahas persoalan ini via WhatsApp jawaban beliau ya dia sudah bekerja keras sesuai dengan SOP, dan setahu saya tenaga kesehatan sangat taat SOP.
Jadi yang menurut saya bermasalah adalah manajemen kesehatan kita di akar rumput, yang masih terbawa kebiasaan birokratis lama seperti administrasi yang bertele-tele, minta foto copy (atau sekarang foto) berbagai surat (yang kadang tidak ada hubungannya), pelayanan yang tidak tanggap, sampai registrasi yang berulang-ulang.Â
Saya bahkan kasihan kalau memikirkan seorang bidan, justru harus meluangkan banyak waktunya untuk urusan-urusan administratif dan pengumpulan data alih-alih fokus pada tidakan medis. Hal yang juga menyebalkan sebagai penerima layanan publik, terlebih ketika dimintakan data yang tidak relevan dengan urusan yang ingin diurus.Â
Dugaan saya hal tersebut diakibatkan akses data, atau SOP yang tidak efisien sehingga tenaga kesehatan harus meminta data yang sebenarnya sudah dimiliki oleh Kementerian yang menaunginya.
Saya sudah melihat bagaimana Covid-19 merevolusi birokrasi kesehatan di level pusat, bagimana saya mendapatkan obat dengan sangat mudah tanpa harus registrasi yang berulang, tanpa menyediakan data-data yang sebenarnya tidak relevan, cepat, dan minim birokrasi yang bertele-tele. Semoga saja paradigma itu trickle down sampai ke dinas dan Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan terdepan agar lebih efisien, reponsif, dan ringkas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H