Sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo baru-baru ini menunjuk mantan Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal (Purn) Johanes Suryo Prabowo (JSP) sebagai Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).Â
Kepercayaan yang diberikan JSP ini langsung menuai sorotan tajam. Pasalnya purnawirawan jendral bintang tiga tersebut merupakan sosok yang kerap mengkritisi Presiden Jokowi. Sementara, tempat JSP bernaung sekarang berada dibawah kepemimpinan wong Solo sendiri.Â
Tak sedikit pihak menilai, penunjukan JSP merupakan akhir dari politik Prabowo. Mantan Danjend Kopasus tersebut dianggap telah membunuh peluangnya menuju kontestasi Pilpres.Â
Seperti disebutkan mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melalui akun twitter pribadinya, pengangkatan JSP sebagai bentuk kegagalan ujian loyalitas Prabowo terhadap Presiden Jokowi. Dan, sama halnya bunuh diri politik dan melemahkan harapannya pada Pilpres 2024.Â
Jelas dengan kegagalan ujian loyalitas dgn mengangkat Suryo Prabowo, @prabowo sama saja bunuh diri politik dan harapannya 2024 menjadi sirna. Mestinya Prabowo menunjukkan diri berpihak dan bersekutu dengan @jokowi dan pendukungnya, bukan malah menunjukkan diri berseberangan.Â
Masih dicuitkan Ferdinand dalam akun twitternya, penunjukan JSP diyakini akan ditinggalkan oleh para pendukung Jokowi. Padahal, bila ingin mencalonkan presiden, Prabowo semestinya mengambila hati kaum Jokower.Â
Saya yakin para pendukung @jokowi  tidak akan memberikan dukungan kepada @prabowo atas pengangkatan Suryo Prabowo ini, padahal bila Prabowo ingin 2024 berpeluang, dia harusnya mengambil hati kaum Jokower. Inilah blunder dan bunuh diri politik Prabowo.Â
![Schreensot akun twitter Ferdinand Hutahaean](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/12/17/img-20201217-125244-5fdaf2638ede4840073cf8a5.jpg?t=o&v=555)
Sebagai pihak yang telah mendeklarasikan diri bergabung dengan pemerintah, sepantasnya Prabowo dan gerbongnya fokus terhadap pemerintah. Jangan berdiri di dua kaki. Mending politik ini mampu meraih simpati dukungan sana-sini. Jika tidak, justru ditinggalkan oleh kedua belah pihak dan akhirnya ambyar. Peluangnya menjadi Presiden RI berikutnya bisa kembali terancam gagal.
Salam