"Hai, bro malam minggu nanti nongkrong dimana nih?" ...
Atau
"Awas loh, jangan keluyuran malam jum'at, banyak setan gentayangan!"...
KALIMAT di atas akrab kita dengar dalam sebuah pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan perdesaan maupun kota.
Ya, dalam waktu seminggu, dua hari atau malam itu, yakni malem Jumat dan malam Minggu seolah menjadi primadona bagi setiap insan. Primadona dalam arti sebagai hari yang dianggap sakral.
Malam Minggu sudah pasti merupakan malam panjang, malam yang esok paginya merupakan hari libur. Karenanya sering kali dimanafaatkan oleh kaula muda untuk ngepel atau wakuncar (waktu kunjung pacar) bagi mereka yang memiliki pasangan.
Sementara bagi yang jomlo ya terpaksa apelnya hanya dengan dinginnya malam saja atau nongkrong bersama sahabat senasib sepenanggungan alias sama-sama jomlo.
Sedangkan untuk malam Jumat, mungkin sudah menjadi kepercayaan atau keyakinan setiap insan di tanah air sebagai malam keramat dan penuh aura menyeramkan.Â
Tak salah jika banyak yang beranggapan bahwa malam jumat merupakan malam paling menyeramkan dalam seminggu.
Walau, sebenarnya malam Jumat ini katanya juga merupakan malam sunnah Rasull yang ditunggu-tungu oleh pasangan suami isteri. He..he, giliran masalah kenikmatan dunia, sunnah saja sampai ditunggu-tunggu, sementara soal wajib kadang sering lupa, ya?
Kembali pada soal malam Jumat yang dianggap sebagai malam menyeramkan, boleh jadi tahayul.Â
Tapi faktanya memang kebanyakan masyarakat seolah sudah menandatangani kontrak tak tertulis untuk sama-sama sepakat bahwa malam Jumat apalagi malam jumat kliwon merupakan watunya arwah penasaran atau segala macam hantu gentayangan. Wallahuallam Bi Shawab. Boleh percaya, boleh tidak.
Masalahnya munculnya malam Jumat sebagai malam yang dianggap malam penuh aura mistis dan menyeramkan tentu saja bukan tanpa dasar.
Melainkan ada mungkin fakta-fakta yang bisa diukur dengan pikiran logis atau setidaknya pernah terjadi peristiwa menyeramkan di tempo dulu yang kebetulan terjadi di malam Jumat.
Tapi satu hal yang pasti, sewaktu penulis masih tinggal bersama nenek saat duduk di bangku sekolah dasar, di rumah ada goah atau ruangan khusus berukuran kecil sebagai tempat menyimpan sesajen lengkap dengan kemenyan yang dibakar. Sesajen itu selalu disajikan tiap malam Jumat.
Kata nenek waktu itu, sesajen tersebut sebagai bentuk penghormatan dan doa kepada karuhun-karuhun yang sudah lama meninggal.
Dasar waktu itu penulis belum mengerti apa-apa. Apa yang dikatakan nenek hanya bisa mengamini.Â
Sekarang baru sadar bahwa hal tersebut adalah perbuatan yang tidak baik dipandang dari segi agama penulis sendiri, Islam.
Konon katanya, malam Jumat terutama malam Jumat kliwon juga dikeramatkan oleh masyarakat jawa sejal dulu. Dan suka melakukan ritual-ritual tertentu.
Lalu apa sebenarnya yang terjadi sehingga malam Jumat begitu dikeramatkan dan dianggap sebagai malam penuh aura mistis dan menyeramkan?
Konon katanya serta menurut beberapa sumber, hal ini didasari oleh tradisi masyarakat jawa kuno yang kerap berpuasa selama 40 hari dan puncak puasanya bertepatan dengan malam Jumat kliwon.
Pada hari-hari itu juga biasanya akan disiapkan beberapa sesajen, kemudian disebarkan di berbagai tempat yang dianggap sebagai tempat berkumpulnya para mahluk ghaib.
Bahkan seperti dikutip dari Minews.id, tradisi tersebut berawal pada zaman datangnya penjajah Belanda ke Indonesia. saat itu mereka yang merupakan bangsa eropa hadir dengan membawa kepercayaan mistis berupa 'Friday the 13th'.
Artinya, setiap hari Jumat yang bertepatan dengan tanggal 13 adalah hari yang membawa sial.
Ada sebuah tradisi orang Jawa kuno yang sering menaruh sesaji di tempat yang dianggap angker saat malam jumat tiba, kemudian banyak orang yang mengartikan bahwa sesaji tersebut dipersembahkan untuk roh dan setan penunggu tempat-tempat angker itu.
Jadi, yang membuat malam Jumat identik dengan malam keramat adalah kepercayaan yang berasal dari tradisi lokal masyarakat Jawa kuno dan kepercayaan yang dianut oleh bangsa eropa. Mitos yang ada seputar keramatnya malam Jumat terus berkembang hingga saat ini.
Begitulah rupanya alasan yang menjadi alasan mengapa malam Jumat begitu dikeramatkan sebagian orang. Tentang percaya atau tidaknya mitos-mitos itu, semua dikembalikan pada diri kita masing-masing.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H