Dengan naiknya elektabilitas Ganjar, menjadikan dirinya berada pada urutan kedua sekaligus mengangkangi Anies satu setrip di bawahnya dan menempel ketat Prabowo Subianto yang masih menempati urutan pertama.
Modal bagus Ganjar, Simalakama PDIP
Raihan elektabikitas yang cukup tinggi, pasti menjadi modal bagus bagi Ganjar Pranowo sebagai salah satu kandidat yang digadang-gadang seorang pimpinan daerah yang layak maju pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih, tak sedikit pihak yang menilai bahwa Ganjar adalah tipikal pemimpin yang sangat dekat dan gampang berbaur dengan masyarakat bawah. Sehingga, tak akan sulit mendapatkan simpati publik.Â
Bukan hanya bagi masyarakat Jawa Tengah, masyarakat di belahan daerah lainnya cukup simpatik terhadapnya. Setidaknya hal ini dibuktikan dengan obrolan penulis dengan beberapa sobat K,ners yang ada di luar Pulau Jawa.
Hanya saja, masalahnya peluang Ganjar untuk maju Pilpres cukup terganjal dengan keinginan partainya, PDIP.
Sudah kencang tersiar kabar, bahwa jauh-jauh hari partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini telah menyiapkan "putra mahkota" sebagai jagoannya pada Pilpres 2024 mendatang, yaitu Ketua DPR RI periode 2019-2024, Puan Maharani.
Bahkan wacana yang berkembang, Puan digadang-gadang akan "dikawinkan" dengan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menyatunya antara Prabowo dengan Puan disebut-sebut sebagai penebusan atas "pengkhianatan" PDIP yang tertera dalam perjanjian batu tulis.
Dimana, PDIP berjanji pada Prabowo Subianto bakal mengusungnya pada Pilpres 2014 setelah pada 2009 lalu mendampingi Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri maju Pilpres tapi kalah oleh pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Tapi apa lacur, perjanjian batu tulis tersebut dikhianati. PDIP pada Pilpres 2014 malah mendukung Joko Widodo (Jokowi) yang justru menjadi rival Prabowo.