Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saga Panas Pilwakot Solo, Gibran Kembali "Panas Dingin"

9 Juni 2020   14:16 Diperbarui: 9 Juni 2020   14:15 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara Gibran hanyalah pendatang baru di ranah politik dengan tanpa pengalaman apapun. Menjadi kader PDIP pun masih bisa dihitung dengan hitungan bulan.

Adapun hal yang bisa menjadi keunggulan Gibran untuk menyaingi senioritas Purnomo hanyalah statusnya sebagai putra presiden yang diduga kuat akan "memberikan kemewahan" pada Gibran untuk dijadikan oleh dirinya dalam meyakinkan calon pemilih.

Hal lain yang mungkin bisa dijadikan andalan Gibran adalah statusnya sebagai "Rising Start". Posisi ini dimungkinkan akan mampu menggiring para pemilih pemula serta generasi milenial untuk memilihnya.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh kedua kandidat ini terang saja menjadi saga panas bagi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP dalam menentukan pilihannya guna diberi rekomendasi.

Boleh jadi karena faktor ini pula, saat DPP PDIP mengumumkan para kandidat calon kepala daerah di wilayahnya masing-masing, nama yang akan diusung pada Pilwakot Solo masih di pending.

Gibran Sempat bernafas Lega
Di tengah panasnya persaingan antara Gibran dengan Purnomo dalam berebut rekomendasi dari DPP PDIP, tiba-tiba saja mengendur.

Pasalnya tanpa diduga, Ahmad Purnomo si pesaing kuat Gibran memutuskan untuk mundur dari pencalonan dengan dalih ingin berkonsentrasi pada tugasnya sebagai Wakil Walikota Solo dalam menangani pandemi covid-19.

Dan, keputusan mengejutkan dari Ahmad Purnomo ini tidak banyak mendapat rintangan berarti karena mendapat restu dari Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Kota Solo.

Sebagai catatan, meski bersaing di internal PDIP, tapi usungan yang diberikan terhadap keduanya berbeda. Ahmad Purnomo mutlak diusung dan dicalonkan langsung oleh DPC PDIP Kota Solo.

Sedangkan Gibran diusung oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Tengah. Karena DPC PDIP Solo jelas-jelas telah menolaknya.

Nah, dengan mundurnya Ahmad Purnomo dari pencalonan, sudah bisa dipastikan bahwa peta persaingan internal partai sudah tamat. Hal ini membuat cita-cita Gibran berkuasa di Kota Solo lebih dekat jadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun