Mereka ini kemungkinan besar akan menjadi duri dalam daging untuk "mengganggu" kedudukan Anies Baswedan. Ini jelas tidak akan sehat bagi keberlangsungan partai. Apalagi Anies menurut penulis tidak atau belum memiliki kharisma sekuat Prabowo, sehingga akan sulit bisa menyatukan kembali kekuatan yang ada jika terjadi perpecahan.
Namun, andai saja takdir mengharuskan Anies jadi Ketum Partai Gerindra, rasanya akan sangat menarik menunggu sepak terjangnya.
Menariknya tentu saja berkaca pada gaya kepemimpinan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang banyak dituding sebagai kepala daerah yang hanya pandai membangun narasi dan beretorika.
Kemungkinan jika jadi Ketum partai, kehandalannnya dalam membangun narasi dan beretorika akan semakin terasah. Dia akan terus berusaha tampil dan menyedot perhatian publik dengan segala intrik politiknya.
Bahkan mungkin Anies akan jauh lebih menjadi media darling dibanding saat ini. Karena dalam partai politik apalagi sebagai pucuk pimpinannya, kesempata untuk melakukan gebrakan-gebrakan yang bisa menyedot perhatian publik dan media terbuka lebar.
Tapi, ini hanya berandai-andai saja. Karena bagi penulis aian sangat sulit bagi Anies menjadi Ketum Gerindra selama tokoh-tokoh pembesar partai masih bercokol. Kecuali ada kejadian luar biasa di tubuh partai itu sendiri.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H