Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Si "Pencetus" Berenang dengan Pria Bisa Hamil Bongkar Sengkarut di KPAI

26 April 2020   05:30 Diperbarui: 26 April 2020   05:51 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MASIH ingat dengan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sitti Himawatty?

Ya, beberapa waktu lalu, perempuan kelahiran Kota Cimahi Jawa Barat 1970 ini sempat membuat heboh dengan pernyataannya yang kontroversial.

Kala itu, Sitti mengungkapkan bahwa jika seorang perempuan berenang bareng dengan seorang pria dalam satu kolam bisa mengakibatkan kehamilan.

Kontan, pernyataannya itu mendapatkan pertentangan banyak pihak. Sebab, pernyataannya itu tidak berdasar dan tidak bisa dibuktikan secara akademis.

Dampak dari pernyataannya yang kontroversial tersebut, KPAI akhirnya mengusulkan untuk memberhentikan Sitti secara tidak hormat sebagai komisioner di lembaga perlidungan anak Indonesia dimaksud, dengan tuduhan telah melanggar kode etik, Rabu (22/4/2020) lalu.

Selain itu, pernyataan Sitti itu juga dianggap telah berdampak negatif. Tidak hanya pada Sitty pribadi, melainkan juga terhadap KPAI serta bangsa dan negara.

Kendati demikian, usulan atas pemecatan tidak hormat atas dirinya ini dengan tegas ditentangnya. Sitti merasa selama ini dia telah banyak berbuat demi kemajuan KPAI. Namun balasannya, dia dianggap sebagai orang tak berguna sama sekali.

Padahal, jika dia harus membongkar borok KPAI sangat bisa, semudah membalikan tangan. Menurut dia, selama ini di tubuh KPAI diduga kuat telah terjadi praktek maladministrasi yang dilakukan oleh ketua lembaga tersebut, Susanto.

"Sejujurnya saya sangat sedih harus bicara seperti sekarang ini," kata Sitti sembari terisak, dalam konferensi virtual, Sabtu, 25 April 2020. Dikutip dari Tempo.co

Sitti mengaku sudah berusaha diam dan menenangkan diri. Namun, menurutnya, mendiamkan kesimpangsiuran berita juga bukan hal yang baik.

"Apakah salah jika saya ingin memperbaiki lembaga KPAI?" kata dia.

Entah didasari rasa kecewa dan marah terhadap usulan pemecatannya yang dilakukan secara tidak hormat. Dalam kesempatan yang sama, Sitti membongkar sengkarut yang pernah terjadi di lembaga KPAI.

Seperti dilansir Tempo.co, Sitti mengatakan, sekitar tahun 2018, Susanto pernah mengembalikan barang yang diduga gratifikasi kepada KPK. Setahun kemudian, Susanto dan Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati, diduga melakukan maladministrasi dan melampaui wewenang disertai pengeluaran anggaran-anggaran di luar pagu yang ada.

Masih dilansir Tempo.co, pihaknya sudah mengingatkan. Tetapi kekuatan pleno mengkondisikan dirinya dengan semena-mena. Dia pun lalu mengirim surat kepada Ombudsman Republik Indonesia pada 4 Desember 2019, untuk memeriksa dan merekomendasikan perbaikan kepada KPAI.

Sayang, bukannya memperbaiki sistem internal, Susanto dan Rita malah melakukan pemalsuan dokumen yang disampaikan dalam rapat pleno KPAI.

"Saudara Susanto dan Saudari Ritta Pranawati lupa saya masih simpan dokumen asli yang belum sempat mereka perbaiki karena sudah saya minta," kata Sitti.

Sitti merasa setiap kesalahan yang dia lakukan dijadikan pintu masuk untuk mengadili dirinya. Ia mengaku dijadikan musuh bersama alias common enemy di internal KPAI.

Jika Benar, Pengurus KPAI Sebaiknya Diganti

Menyimak apa yang diutarakan Sitti tentang adanya dugaan maladministrasi dan kesewenangan dalam tubuh KPAI, bisa jadi sebagai bentuk pelampiasan atas kekesalan dirinya terhadap para petinggi KPAI. Hanya saja, pernyataan Sitti ini perlu diselidiki lebih lanjut, sebab dikhawatirkan pernyataannya tersebut subyektif.

Namun, jika saja apa yang diutarakannya tersebut memang benar adanya dan terbukti. Menurut hemat penulis, situasi di lembaga tersebut akan sangat memprihatinkan jika kepemimpinan KPAI saat ini masih terus dipertahankan. 

Dengan kata lain, kepemimpinan yang ada sekarang perlu ditinjau ulang. Bila perlu diganti, jika sudah ditemukan data dan fakta seperti apa yang dituduhkan Sitti.

Jadi, alangkah lebih baiknya apa yang diucapkan Sitti seyogyanya ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berwenang. Biar permasalahannya terang benderang, sekaligus membuktikan bahwa pernyataan Sitti tersebut bukan fitnah belaka.

KPAI Pernah Bermasalah dengan PB Djarum

Sebelum terjadinya permasalahan atas pernyataan kontroversial Sitti Hikmawatty tentang bisa hamilnya seorang perempuan jika berenang dengan lawan jenis, jauh sebelumnya KPAI juga sempat bermasalah dan menjadi sorotan tajam publik tanah air.

Permasalahan tersebut adalah saat KPAI menuding atau mengklaim bahwa PB Djarum telah mengeksploitasi anak-anak Indonesia untuk kepentingan bisnisnya dengan berkedok audisi beasiswa.

Eksploitasi yang dimaksud KPAI adalah PB Djarum telah memanfaatkan anak-anak Indonesia guna mempromosikan PB Djarum yang identik dengan produk rokok.

Selain dibantah keras oleh pihak PB Djarum sendiri, tuduhan KPAI ini juga mendapat pertentangan dari mayoritas masyarakat tanah air. Publik menyayangkan jika audisi beasiswa PB Djarum yang telah berjalan bertahun-tahun lamanya harus dihentikan.

Pasalnya, dari hasil audisi yang sudah bertahun-tahun diselenggarakan PB Djarum ini, telah begitu banyak atlet bulutangkis terkenal muncul dan dikenal penggemar bulutangkis di Indonesia. Terlebih,  olahraga tepok bulu ini merupakan olahraga yang sangat populer di tanah air.

Bahkan, bukan cuma terkenal. Para atlet bulutangkis ini mampu membawa nama Indonesia hingga ke level internasional. Sebut saja, Juara Olimpiade Alan Budi Kusuma, Juara All England, Liem Swie King, juara dunia Haryanto Arbi.

Selain itu ada juga pasangan ganda putra nomor satu dunia yang berpasangan bersama marcus Gideon, yakni Kevin Sanjaya. Tantowi Ahmad dan Mohamad akhsan pun merupakan jebolan terbaik yang dihasilkan oleh PB Djarum.

Beruntung, polemik yang terjadi antara KPAI dengan PB Djarun akhirnya bisa diselesaikan dengan jalan damai. Hingga akhirnya audisi beasiswa PB Djarum kembali bisa dilaksanakan seperti biasanya.

Mudah-mudahan lembaga yang selama ini intens membela hak dan kewajiban anak-anak di Indonesia bisa benar-benar bekerja secara profesional tanpa ada lagi hal-hal yang memantik perdebatan warga. Hingga ujungnya berkurangnya rasa percaya publik terhadap KPAI.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun