Kedua orang yang sudah tak berbusana itu kaget, lalu bergegas menyambar pakaian masing-masing.
"Siapa kau, apa hakmu mengganggu kesenangan kami?" tanya si pemuda tampan penuh amarah. Lalu secepat kilat melayangkan bogem mentah ke arah wajah Andika.
Untung, dengan berbekal sedikit ilmu silat warisan kakeknya, dia mampu berkelit. Perkelahian keduanya berjalan cukup sengit, sampai pada satu kesempatan, tendangan sabit kaki kanan Andika mampu bersarang tepat di ulu hati pemuda tampan.
"Aaaaaaah." Si pemuda tampan mengerang kesakitan, lalu terjatuh dan pingsan. Sementara si perempuan paruh baya hanya bisa menangis. Tak bisa berbuat apapun, selain pasrah dengan keadaan.
Setelah berhasil meringkusnya, Andika lalu menelepon seseorang. Tak lama berselang, beberapa orang polisi dan masyarakat datang.
Kemudian dilakukan penyelidikan lebih lanjut, kedua orang yang berhasil diringkus itu adalah pasangan sejoli yang mempunyai kelainan seksual, terlebih pihak perempuan. Nafsu birahinya akan muncul apabila sudah bisa menyaksikan adegan mesum pasangannya, untuk kemudian dibunuh.
Sementara korban, termasuk yang ditemukan Andika di bibir pantai timur, adalah perempuan bayaran. Diketahui lebih jauh, korban pembunuhan sadis sejoli ini rupanya cukup banyak, dan menjadi target utama kepolisian.
Andika akhirnya menghela napas panjang. "Ah, lega rasanya. Ini akan menjadi berita besar." Dengan senyum yang dikulum ia beranjak pergi dan menghilang di tengah kerumunan.
TAMAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H