"Alhamdulillah ya Allah atas rejekimu h
Iqbal kaget campur heran, lalu mempersilahkan si nenek tersebut duduk pada kursi panjang yang ada di halte tersebut.
"Nenek kenapa nangis, apa yang terjadi?" Tanya Iqbal dengan sopan.
"Nenek bingung nak"
"Bingung kenapa nek?"
"Nenek abis kecopetan. Uang nenek semuanya habis. Sekarang nenek bingung mau pulang gak punya ongkos. Tadi udah minta tolong ke orang-orang, tapi tidak ada yang peduli" Lirih si nenek, sambil terus terisak.
"Emang nenek rumahnya di mana? Biar saya antar. Soal ongkos, udah jangan nenek pikirin..!" Iqbal coba menenangkan si nenek sambil mengelus-elus punggungnya yang mulai agak bongkok.
"Jauh nak. Rumah nenek di kampung..!"
"Tidak apa-apa nek. Kalau mau, biar saya antar sampai ke rumah. Tapi sekarang lebih baik nenek makan dulu. Kelihatannya nenek belum makan" Ucap Iqbal. Ia mendengar perut perempuan tua itu keroncongan.
"Terimaksih ya nak. Semoga kebaikanmu dibalas Allah"
"Aaminn" Sahut Iqbal.