Mohon tunggu...
Eky Rahmawati
Eky Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia_Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya terdengar sangat klasik. Saya mencintai menulis dan biasanya membaca novel. Untuk saya, menulis dan membaca adalah kombinasi terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengupas Kekerasan Seksual pada Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan

21 Desember 2023   22:29 Diperbarui: 22 Desember 2023   10:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada fase ini, Ajo kawir sudah tidak memiliki keinginan untuk menghidupkan burungnya yang sudah lama tertidur. Kalau memang mati, matilah sudah. Mungkin begitu dipikirkan Ajo kawir. Sosok Ajo kawir yang beringis telah hilang digantikan dengan sosok yang bijak.

Tokoh Iteung dalam novel maupun film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah karakter menarik. Dia pemberani, mandiri, sederhana, tangguh, kuat, tak banyak drama dalam menghadapi masalah-masalah hidup yang di alaminya, dan punya otoritas akan jiwa dan tubuhnya sendiri. Iteungisme sebagai paham dari sikap Iteung dalam melawan eksploitas hidup dan pelecehan seksual yang dihadapinya.

Iteung mengambil sikap atas tabiat orang yang menindasnya. Dia bukan tipe perempuan yang mau terus-terusan hidup dengan kenyamanan dan keberuntungan. Sosok the devil wears denim itu tak terbuai dengan janji kesetiaan dan gampang mempercayai gombalan lelaki yang hanya sebatas lolipop di bibir saja. Iteung membalas dendam dan balas dendam adalah bahasa perlawanannya.Teladan jiwa-jiwa yang tegar seperti  Iteung sangat dibutuhkan dalam kondisi dimana isu terkait pelecehan seksual di dunia pendidikan sedang marak dikumandangkan akhir-akhir ini. Nama-nama korban dengan segala trauma fisik dan mentalnya diperjuangkan, sedangkan disisi lain Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) masih impoten karena tak kunjung disahkan.

Trauma pelecehan seksual yang dialami Iteung tak cukup sekali diwacanakan kisahnya. Tak hanya diulang oleh Budi, tapi juga diperjelas oleh hantu Rona merah atau Jelita. Pengalaman pelecehan seksual bisa diulang, direproduksi, dan dieksploitasi oleh pihak lain untuk kepentingan sendirinya, seperti tokoh Budi yang mengambil kelemahan Iteung dan memanfaatkannya. Dia mengadegankan foreplay yang payah karena mengulang cerita seks yang dialami Iteung. Sehingga tiap kali Iteung dan Budi having sex, Iteung menutup kedua mata Budi dan setelah itu muntah-muntah.

Seperti yang dikatakan oleh Rona merah, ketika Iteung SMP, gurunya bernama Pak Toto meminta Iteung mengerjakan tugas, meski akhirnya sang guru menggerayangi dan melakukan hubungan badan terhadap muridnya. Dan di sinilah keberanian Iteung membalas dendam. Bukan pelampiasan artifisal dengan lari mengelilingi lapangan sampai pingsan, tapi Iteung menjepit burung gurunya dilemari sekolah. Trauma kelamin dibalas kelamin.

Bukan karena Ajo kawir pergi ke neraka, lantas Iteung mendorong dan mengikutinya. Sebagimana Iteung menyarankan agar Ajo kawir menolak tawaran Paman Gembul untuk membunuh Macan yang bengis. Atau karena burung Ajo kawir tak bisa berdiri, lantas membuat Iteung diam? Tidak. Iteung tetap mencari burung lain. Meski ada kabar pula, ketika Iteung melakukan seks dengan Budi, burung yang masuk ke liangnya dibayangkan sebagai burung Ajo kawir. Iteung saat itu tak berfikir tentang kehancuran rumah tangganya.

Seperti tokoh Asih dalam film Daun Di Atas Bantal (1998) yang diperankan oleh Christine Hakim. Tokoh Asih yang menghidupi tiga anak jalanan itu juga korban pelecehan pasangannya sendiri yang sering melakukan penyiksaan terhadap dirinya.  Di film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas. Mak Jerot juga memiliki kuasa atas perkataannya dan harga dirinya. Mak Jerot mengatakan, ‘Tak ada yang lebih menghina pelacur selain burung yang tak bisa berdiri.’  Begitu kuatnya perlawanan suara perempuan.

Kekerasan seksual tidak hanya dialami oleh tokoh Iteung tetapi juga dialami pada tokoh utama dalam novel Eka kurniawan, yakni Rona Merah, perempuan gila korban kebiadaban dua laki-laki berseragam polisi. Si janda muda, perempuan miskin yang diperkosa oleh lelaki tua bernama Pak Lebe, pemilik kontrakan sekaligus pengusaha tambak. Nina, perempuan miskin yang menjual tubuhnya kepada laki-laki hidung belang demi selembar uang.

Kekerasan seksual yang muncul dalam novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka tergolong kekerasan yang paling banyak ditemukan. Kekerasan seksual yang pertama terjadi oleh tokoh perempuan Rona merah. Ditemukan beberapa bentuk kekerasan seksual yang di alami Rona merah yakni pemaksaan melakukan hubungan, meraba ke seluruh tubuh, dan pemerkosaan secara bergantian. Seperti yang tercermin pada kutipan berikut.

‘’Si pemilik luka pergi ke dapur dan kembali lagi membawa handuk. Ia mengeringkan rambut perempuan itu. Si perempuan sinting diam saja, masih duduk di kursi. Ia mengusap pipinya yang basah dengan handuk, mengusap dadanya, mengusap ketiaknya, mengusap punggungnya, mengusap pahanya, mengusap bokongnya. Rona merah diam saja.’’

Kekerasan seksual mengacu pada segala jenis kekerasan yang mengakibatkan aktivitas seksual  sepihak atau aktivitas seksual yang tidak di antisipasi oleh orang yang terlibat. Pelecehan seksual bisa terjadi kapan saja, dimana saja,  dan dari siapa saja. Meski perempuan umumnya  mengalami kekerasan seksual, namun tidak menutup kemungkinan laki-laki  juga terkena dampaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun