Mohon tunggu...
Ekstrimis Tengah
Ekstrimis Tengah Mohon Tunggu... -

Menulis satu tahun cahaya sekali... \r\nKecuali menabrak objek yang menarik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sidang Kopi Sianida & Masyarakat yang Gagal Fokus

15 September 2016   11:30 Diperbarui: 15 September 2016   11:40 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran Berharga untuk JPU

Saya ingin sekali mengatakan, selamat bekerja keras JPU! Ini waktunya untuk merombak kinerja dan mentalitas anda selama ini. Selama ini mungkin seperti desas-desus yang kita tau bagaimana kelakuan-kelakuan mafia peradilan dari mulai polisi hingga hakim. Yang konon suka memaksakan bukti dan menggunakan cara-cara premanisme untuk memenangkan kasus? Biar kapok anda kedatangan seorang kriminal jenius (kalau memang benar dia pelakunya). Dan apa yang saya tonton di sidang tgl 14 September 2016, ternyata JPU belajar banyak sekali hanya dalam waktu seminggu. Benar-benar mereka membuka textbook kimia, dan yang paling hebat sudah mulai belajar mengontrol emosi untuk pencitraan yang lebih baik. Karena sebenarnya hanya itu yang dibutuhkan untuk memenangkan kasus di mata masyarakat yang bodoh ini, hahaha... Belajarlah dari bapak Otto yang anggun. Dan benar saja, saat ini tim dari JPU sedikit demi sedikit melakukan reformasi terhadap dirinya, mungkin karena mereka terdiri dari orang2 muda yang masih mau belajar. Dan teruslah berubah! 

Dan untuk kepolisian, mampuslah oknum yang selama ini konon senang mengarang2 bukti, membesar2kan dosis mungkin utk supaya terlihat dramatis kematiannya, malah jadi peluru buat pengacara menghacurkan alat bukti mereka sendiri. Bahkan jaksa dan polisi berpotensi kalah dalam persidangan yang di-blow up-nya sendiri. 

Namun pesan saya terhadap masyarakat, jangan sampai kebencian anda terhadap polisi, hakim, jaksa, harus anda lampiaskan juga ke keluarga korban. Coba tempatkan diri anda di posisi mereka? Apa iya saudara kembar sekalipun tidak boleh punya feeling mengenai siapa yang membunuh saudara sedagingnya?? Memang semelarat apa keluarga itu sampe harus membunuh anak sendiri untuk dapat uang? Mending bunuh orang lainnya aja.. 

Akhir kata, saya tidak tahu apakah benar Jesica pembunuh Mirna. Saya juga tidak tahu apakah benar sianida yang membunuh Mirna. Yang pasti secara jelas semua orang tahu kalau Jessica itu sangat cerdas, sangat terlihat dari penampilan-penampilannya yang tenang, dan bahkan sangat terlihat menikmati publikasi2 tentang dirinya. Saran saya sih orang ini tidak perlu dihukum mati kalau terbukti sekalipun. Karena bukti tidak kuat, mungkin saja kita semua salah, dan yang paling penting dia berjasa karena sudah ngerjain abis-abisan polisi dan jaksa, dan mudah2an membawa reformasi buat kinerja mereka... 

Selamat buat media, terutama Kompas TV... Hebat anda tambah kaya raya... 

 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun