Mohon tunggu...
Ekstrimis Tengah
Ekstrimis Tengah Mohon Tunggu... -

Menulis satu tahun cahaya sekali... \r\nKecuali menabrak objek yang menarik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sidang Kopi Sianida & Masyarakat yang Gagal Fokus

15 September 2016   11:30 Diperbarui: 15 September 2016   11:40 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mau secara bodoh-bodohan kalau kita hitung balik artinya dalam 1 ml ada 7,4mg sianida dikalikan 320ml maka hasilnya 2368mg. Dan kalau anda browsing mengenai sianida,  ternyata di pertambangan emas menggunakan sianida untuk larutan dalam pengambilan emas, dan yang diijinkan adalah 1500ppl atau 1500 ml/liter.

 Angka tersebut tentu sudah diperhitungkan dengan kondisi sebuah pertambangan yang anda tau sendiri macam apa aliran udara di dalam situ itu? Nah cafe Olivier itu ada di dalam mall besar yang pintunya pasti selalu terbuka dan bukan ruang gas tertutup yang udaranya tidak bisa bocor kemana-mana, cafe itu sendiri punya teras dimana orang lalu lalang keluar masuk udara bebas. Sianida yang dipakai juga cair, bukan gas, yang dicemplungin di es (bukan suhu kamar 25 C). Jenius gak tuh pelakunya.. ?

Satu hal lagi, Mirna tidak meminum habis kopinya, dikira-kira hasil sedotannya hanya 20ml, maka sianida yang masuk ke tubuh Mirna hanya 148mg. Memang tetap masih jauh dibandingkan angka yang ada di lambung Mirna beberapa hari setelah meninggal (plus sudah dicampur formalin). Harusnya kalau seorang ahli netral, ia mengangkat angka ini (atau berapalah hasil perhitungannya polisi), tapi dia menolak menghitung saat diminta jaksa, dengan mengatakan sudah bisa dikira-kira. 

Walaupun jaksa pasti sudah tahu, hakim & pengacara juga tahu, tapi masyarakat yang kan tidak tau... Dikira kemana larinya 7400mg itu jadi sisa hanya 0,2mg  di lambung seperti yang diheran-herankan sama pak Djaja... Lha iya lah heran, wong membandingkannya saja sudah salah!? Masak seorang ahli tidak tau, atau sengaja mempelestkan untuk membodohi orang? 

Dosis fatal sianida masuk ke dalam tubuh itu 1,5-2 mg per kg berat badan. Kalau Mirna beratnya 60kg berarti ambang dosis dia 120mg kg, maka pantaslah ia tewas seketika setelah menenggak 148mg hanya dalam waktu beberapa menit. Tidak butuh 1-2 jam seperti yang dikatakan pakar dari Australia...

Masyarakat Yang Malas 

Padahal semua informasi sudah ada di google. Kalau saja orang membuat komentar cari tau sedikit saja, dalam beberapa menit pikiran dia sudah terang. Seperti info yang saya ambil asal dari wikipedia : 

"Oral ingestion of a small quantity of solid cyanide or a cyanide solution as little as 200 mg, or to airborne cyanide of 270 ppm is sufficient to cause death within minutes.[19]"  

Jadi kenapa ahli2 itu bilang butuh waktu sampe 1-2 jam, seperti yang dikatakan ahli dari Australia itu? Lalu mengenai warna cherry red yang diumbar-umbar ciri seorang korban sianida, lha coba anda browse sendiri, foto itu hanya satu2nya mungkin, karena menurut referensi2 itu juga dikatakan bahwa "itu tidak selalu terjadi" warna merah keluar. Kl logika awam saya ya mungkin saja, orang kl kesulitan nafas dan gagal nafas pastinya membiru dulu. 

Masyarakat Yang Kejam

Ini yang paling menyedihkan menurut saya, ketika seorang pengacara berhasil membalikkan opini dan membuat masyarakat mencerca bahkan ke pihak keluarga korban? Lalu membuat teori kalau bapak Darmawan membunuh anaknya demi asuransi? Saya sedih banget melihat wajah saudara kembar Mirna menahan emosi, betapa ia dan keluarganya merasa tercerahkan ketika tiba-tiba seorang tante mengatakan sempat memotret Mirna saat terakhir setelah dimandikan dan di foto wajahnya sedikit kemerahan. Dan betapa mereka tergopoh-gopoh memberikan bukti itu ke hakim, dan hal yang bikin saya pengen nangis, seorang ayah terpaksa harus menunjukkan foto almarhum anaknya  yang kemerahan ke depan pers, demi karena mereka tidak ingin kehilangan kasus ini. Betapa perasaan mereka dicapur-adukkan tidak karuan pastinya, walau terlihat tegar. Kemarin saya melihat saudara kembar Mirna yang bicara menggebu-gebu, lalu diberi kode oleh ibunya untuk tetap tenang. Ia juga mengatakan betapa ibunya yang paling sabar di antara mereka semua sementara dirinya sudah tidak tahan menghadapi ini semua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun