Tawa ku terhenti. Tertegun. Sejarak dua rumah dari rumah ku nampak Bapak dan Ibuku menerima banyak tamu. Ada tamu yang sepertinya dari petugas Rumah Sakit, ada beberapa yang membawa alat recorder dan booknote. Seperti wartawan dan jurnalis. Memang sedikit kewalahan dan bingung, Bapak-Ibuku menjawab pertanyaan tamu-tamu tadi. Ada beberapa petugas kelurahan yang juga hadir, seperti berusaha membantu Bapak dan Ibuku. Aku turun dari mobil, mendekat ke tetangga yang di luar rumah sembari bertanya. Seperti masyarakat desa pada umumnya, mereka tidak tahu apa maksud sesuatu itu tapi berturut-turut mendengar dan menyampaikan sesuatu tersebut. Mereka mengatakan padaku katanya “Cerita ku Viral”, meskipun mereka tidak tahu makna arti viral itu sendiri.
Aku kembali menghubungi Elsa, Faras, Maria, dan Ani. Sedihnya, saat ku telfon, mereka semua tidak mau tahu menahu terkait postingan viral cerita negatif pelayanan RS tempat ku di rawat itu. Katanya, memang banyak yang turut mendukung. Tapi banyak juga yang comment negatif, bahkan men-dm mencibir serta mencela topik yang kita bahas di kantin sekolah tadi. Mereka seketika menghapus repost-repost-nya, teman-teman ku bukan tokoh dalam cerita viral ini, jadi mereka bisa menghilang dari masalah saat itu juga.
Sebuah klik jemari Share To ke Media sosial berlogo huruf F warna biru itu, membawa banyak dampak bagi kehidupan masing-masing orang. Yang seharusnya tidak aku posting begitu saja. Jawaban dari mereka, teman-teman kelas ku, banyak dari Media mengaitkan cerita ku dengan konflik kepentigan di Dinas Kesehatan Nasional. Unggahan ku sudah terlanjur menyebar. Aku sungguh menyesal. Aku kembali ke dalam mobil. Menghindar dari para pencari berita itu. Entah sampai kapan? Sampai topic ini tidak trending lagi.
“Itulah juga Ndin, kenapa Ayah Nia, sangat ketat dan jahat saat para mahasiswa mau meminjam perkakas Lab. Karena dia juga pernah mengganti 20 juta harga alat ventilator yang rusak, dan tak ada yang mau mengaku siapa penyebabnya.” Istri Pak Jono mengingatkan ku pelan.
“Karena Jari kamu, adalah kamu Tuannya” Tutur Pak Jono.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H