“Yesss kamu udah masuk din! Ada banyak tugas ini di kelas…”
Belum sempat ngobrol banyak dengan Pak Jono. Teman-teman satu kelas ku dan adik-adik angkatan sudah pada datang. Banyak dari mereka yang menyapa dan menanyakan keadaanku, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya masing-masing. Hanya saja Elsa, Ani, Maria, dan Faras yang memindah makanannya ke meja kami. Aku tidak begitu akrab dengan mereka berempat, tapi mereka termasuk teman yang supel di kelas. Sebagian teman akrab ku sudah selesai Tugas Akhirnya dan wisuda. Dan aku akan segera menyusul mereka.
Pak Jono mengangkat telfon nampak buru-buru balik ke ruangan, dan bergegas berlari begitu saja. Belum 10 meter, ia kembali lagi dan berkata,
“Nanti tunggu di perpus Ndin, nanti sore pulang saya anter. Sekalian jemput Nia pulang Sekolah Qiro’ati, dan jemput Mamanya pulang arisan.. sudah lama juga kita gak ketemu Bapak Ibu kamu…”
Katanya sambil berjalan cepat agak ngos-ngosan. Ke empat teman ku hanya melihat begitu saja sambil memegangi sendok makannya masing-masing. Belum 5 meter, ia kembali lagi dan berkata.
“Hp nya ketinggalan” dan berlalu begitu saja. Sedikit lucu memang. Berlari lagi, mungkin ada yang mau meminjam perkakas Laboratorium untuk di bawa keluar gedung. Tapi bukan salah beliau juga yang terlalu paranoid untuk hal seperti itu, karena kalau ada alat yang rusak sebelum masa waktunya ganti, beliau yang harus mengganti.
“Eh, tapi ndin! Pelayanan di Rumah Sakit kamu kemarin parah banget tau…”
“Iya din, Nakes sama Administrasi nya songong pisan!”
“Mungkin lagi ada masalah kali di RS nya, tapi toiletnya memang jorok sih kaya ngga di bersihin sama sekali”
“Dari depan masuk parkir aja pelayannannya sudah kurang memang..”
Aku hanya mendengarkan saja, mereka yang sedang berdiskusi di depan ku. Karena sebulan sebelum aku pulang, banyak teman-teman satu kelas yang datang membesuk di RS.