Mohon tunggu...
Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menanti Janji Perombakan Fundamental Nadiem Makarim

18 Desember 2019   14:52 Diperbarui: 20 Desember 2019   16:56 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat dasar pendidikan tak lain adalah mewujudkan manusia yang sadar akan jati diri kemanusiaannya, berbudi pekerti luhur, mampu bernalar secara kritis-rasional serta dapat dilanjutkan dengan tumbuhnya keinginan untuk mengembangkan kemampuan maksimal pribadinya. Yang dengan itu semua juga menumbuhkan keinginan membangun kehidupan sosial kemasyarakatan yang baik dan berkemajuan.

Rangkuman filosofi pendidikan tersebut mengindikasikan bahwa mata pelajaran yang generik itu hanya pada aspek universal. Sehingga penerapan pelajaran yang seragam diberikan kepada semua adalah yang menyangkut nilai-nilai dan pemahaman umum.

Jika dirinci jumlah pelajaran generik itu berkisar hanya empat atau lima mata pelajaran. Selebihnya adalah mata pelajaran pilihan individual masing-masing siswa.

Sebagai ilustrasi melalui penerapan fokus pada performa yang dilakukan sekolah dengan tingkat akuntabilitas tinggi pada semua stake holder-nya harus ditunjukkan dengan kemampuan mengakomodasi keunikan siswa-siswinya selain memantapkan internalisasi nilai-nilai luhur uneversal. Hal ini penting untuk meminimalisir lepasnya potensi spesifik karena kurangnya penanganan yang tepat oleh sekolah.

Puncaknya dalam sivitas sekolah sanggup memfasilitasi peserta didiknya untuk menjadi dirinya sendiri lengkap dengan prestasi khas individual masing-masing. Pola apresiasi atas capaian peserta didik pun harus benar-benar adil antara prestasi akademik maupun prestasi non akademik.

Perubahan fundamental sudah seharusnya menyentuh potensi paling dasar individual siswa serta ter-ejawantah dalam wujud penghargaan sepenuhnya pada masing-masing keunikan para peserta didik.***

Baca juga artikel lainnya di akun Kompasiana Eko Nurcahyadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun