Mohon tunggu...
eko pramono jati
eko pramono jati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA: EKO PRAMONO JATI NIM: 46118210032 MATA KULIAH: PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB NAMA KAMPUS: UNIVERSITAS MERCUBUANA NAMA DOSEN PENGAMPU: APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Jeremy Bentham dan Gidden Anthony

31 Mei 2023   09:35 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:00 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://foucault.info 

1. Etika: Dalam etika, prinsip utilitas digunakan sebagai kerangka kerja untuk menilai tindakan moral. Pendekatan utilitarianisme menekankan pada konsekuensi dari tindakan tersebut dan mencari tindakan yang menghasilkan kebahagiaan atau utilitas terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Prinsip ini menantang pendekatan deontologi yang lebih berfokus pada kewajiban atau aturan moral yang tetap. Dalam etika terapan, prinsip utilitas digunakan untuk membahas isu-isu seperti hak asasi manusia, distribusi sumber daya, dan etika bisnis.

2. Politik: Dalam konteks politik, prinsip utilitas dapat mempengaruhi kebijakan publik dan pengambilan keputusan politik. Pemikiran utilitarianisme dapat mendorong upaya pemerintah untuk mencapai kesejahteraan sosial yang maksimal atau mengoptimalkan utilitas masyarakat secara keseluruhan. Dalam praktiknya, ini dapat berarti mengadopsi kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan akses ke pendidikan atau layanan kesehatan, atau mempromosikan kesejahteraan umum.

3. Ekonomi: Dalam ekonomi, prinsip utilitas dapat mempengaruhi teori dan kebijakan ekonomi. Teori utilitas adalah salah satu dasar pendekatan ekonomi neoklasik, yang mengasumsikan bahwa individu bertindak untuk memaksimalkan kepuasan atau utilitas mereka sendiri. Konsep utilitas juga digunakan dalam analisis kesejahteraan ekonomi, di mana keputusan kebijakan dievaluasi berdasarkan dampaknya pada kesejahteraan individu atau masyarakat. Misalnya, dalam teori utilitas margin, keputusan ekonomi dinilai berdasarkan manfaat dan biaya margin.

Namun, penting untuk dicatat bahwa prinsip utilitas juga menghadapi kritik dan tantangan. Kritik utama termasuk masalah dalam mengukur utilitas dengan cara yang objektif, menangani keadilan dan hak individu, serta risiko pengabaian minoritas atau kelompok yang rentan dalam upaya mencapai utilitas maksimal. Penggunaan prinsip utilitas dalam konteks etika, politik, dan ekonomi harus dipertimbangkan dengan cermat, dan pertimbangan lain seperti keadilan, hak asasi manusia, dan nilai-nilai moral juga perlu diperhatikan

Prinsip utilitas berfokus pada peningkatan keseluruhan kesejahteraan atau utilitas di masyarakat. Ketika dihadapkan dengan pilihan tindakan, prinsip ini menganjurkan untuk memilih tindakan yang menghasilkan akibat yang paling menguntungkan atau memberikan utilitas yang paling besar bagi jumlah orang yang terlibat.

Dalam menggunakan prinsip utilitas, penting untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan dampak yang lebih luas. Tindakan yang mungkin memberikan kepuasan segera kepada individu tertentu tidak selalu menjadi pilihan yang tepat jika itu merugikan keseluruhan masyarakat atau sejumlah besar orang.

prinsip utilitas sering kali memunculkan berbagai pertanyaan dan perdebatan tentang bagaimana mengukur utilitas, mengenai perlindungan hak asasi individu, serta apakah kebahagiaan dan kesejahteraan dapat diukur secara objektif.

Prinsip utilitas telah mempengaruhi banyak bidang, termasuk etika, politik, dan ekonomi. Banyak pemikir dan filosof lainnya telah mengembangkan dan memperluas konsep utilitas dalam kerangka berpikir mereka sendiri.

H. mengapa panopticon adalah solusi yang efisien?

Panopticon dianggap sebagai solusi yang efisien karena memiliki beberapa keunggulan dalam pengawasan dan disiplin yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Panopticon dianggap efisien:

1. Pengawasan Konstan: Dalam desain Panopticon, tahanan merasa terus-menerus terawasi karena mereka tidak tahu kapan atau apakah mereka sedang diamati. Hal ini menciptakan rasa waspada dan kecemasan yang membuat tahanan cenderung mematuhi aturan dan norma yang ditetapkan oleh pengawas. Dengan demikian, pengawasan dapat dilakukan secara konstan tanpa harus ada pengawas yang memantau setiap tahanan secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun