Mohon tunggu...
Eko Marini
Eko Marini Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Belajar menulis dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lebaran yang Dirindukan

13 Juni 2020   12:45 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lebaran yang Dirindukan

Seperti malam lebaran tahun-tahun sebelumnya bapak selalu mengumandangkan gema takbir dengan syahdu. Suara lirihnya sayup-sayup terdengar sampai ditelingaku. Beliau sangat khusyuk mengagungkan nama Allah. Biasanya bapak akan bertahan sampai tengah malam. Setelah itu, ia bersiap istirahat. Esok saat dini hari ia sudah terbangun lalu mengambil wudu. Setelah salat malam beliau melanjutkan lantunan takbir sampai subuh.

Setelan baju koko putih dengan sarung motif batik adalah ciri khas bapak saat lebaran. Sarung itu sudah dipakai berkali-kali saat lebaran. Mungkin sudah lima kali lebaran ini.  Sebuah peci kesayangan sudah rapi tersemat di kepala bapak.

Aku tahu bapak mempunyai banyak sarung, peci, atau pun baju koko. Setiap ulang tahun atau lebaran selalu mendapat kiriman sarung dari anak dan cucunya. Tetapi hanya itu yang selalu ia pakai saat lebaran. Baju koko putih yang warannya telah memudar itu, selalu setia menemani di setiap momen lebaran.

Ibuku yang sabar dan setia, turut bangun dini hari menemani bapak dari dapur. Beliau memasak air, memanasi sayur, opor ayam, dan ketupat yang telah dimasak semalam. Tak lupa ibu membuat secangkir teh manis atau susu jahe untuk bapak. Ketekunan dan ketelatenan ibu taka da yang menandingi.

Setiap lebaran menu wajib yang harus hadir di rumah adalah ketupat dan sambel goreng kentang. Itu menjadi ciri khas lebaran di rumah kami. Meskipun begitu, ibu selalu menyiapkan banyak menu saat lebaran. Ada soto ayam, bakso, atau pecel sayur dan lain-lain. Semua sudah ibu siapkan sesuai dengan selera anak, cucu, dan menantunya. Ibu paling rajin menyiapkan masakan di pagi hari sebelum salat idulfitri. Bahkan sebelum subuh pun semua sudah siap di meja makan.

Ibu memang wanita hebat dan luar biasa. Segalanya dikerjakan dengan sepenuh hati. Setelah semua beres, lalu beliau bersiap salat subuh dan mengikuti salat idulfitri. Baju yang dikenakan ibu sesuai dengan kiriman dari anak-anaknya. Ibu menyukai hal yang baru sehingga hampir semua pemberian anak atau menantunya selalu dipakai. Seperti ibu-ibu lainnya ia sangat senang mendapat kiriman dari anak dan cucunya.

Suasana masih gelap, gemericik suara air dari kolam menambah syahdu, angin dingin berhembus pelan aku melihat Bapak terpaku sembari memandangi ikan-ikan di kolam. Aku tahu, beliau pasti merindukan mereka dalam lamunannya.

            "Nanda, ini pancingnya. Ayo! Kita mulai mancing!" ajak Kiko

            "Shiiaap. Mana umpannya?" jawab Nanda tampak bersemangat.

            "Ini Dek. Ambil aja di sini!" Ahmad menunjukkan kepada Nanda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun