seperti pula kisah romantika remaja kuno
memandang mata atau senyummu pun membuat getar luar biasa dahsyat
dada seperti terkena dentum hebat
ia masih mencaricari pula alamatalamat sunyi mana lagi yang belum terjamah
sebab ia akan bermalam sejenak melepas garam dari saku hidupnya
sebab ia akan melepaskan keringat diantara poripori dagingnya yang makin lembab atau kering?
sebulir rindu menghangat
sebab ia tak berani menolak skenario Tuhan
yang ia tahu hanya terus berjalan menuju matahari yang ia inginkan
kamu,
kekasihku
Jakal KM 14 Jogja, Minggu 18 Maret 2012
*) Ekohm Abiyasa
** Dalam sebuah sunyi. Ia mengirim sinyal rindu itu. Aku lipat dalam saku. Kuasinkan didadaku. Biar hangat selalu. Kamu membingkai senyum di bibirmu. Aku tersenyum lega. Semoga itu adalah setitip harap.
Diambil dari serampaikata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H