Mohon tunggu...
Ekohm Abiyasa
Ekohm Abiyasa Mohon Tunggu... lainnya -

"Puisi bagiku semacam manifestasi rasa, perasaan hati, emosional dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hati dan mood." http://serampaikata.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Battle Poetry: Daging

20 Maret 2012   11:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti pula kisah romantika remaja kuno
memandang mata atau senyummu pun membuat getar luar biasa dahsyat
dada seperti terkena dentum hebat
ia masih mencaricari pula alamatalamat sunyi mana lagi yang belum terjamah
sebab ia akan bermalam sejenak melepas garam dari saku hidupnya
sebab ia akan melepaskan keringat diantara poripori dagingnya yang makin lembab atau kering?
sebulir rindu menghangat

sebab ia tak berani menolak skenario Tuhan
yang ia tahu hanya terus berjalan menuju matahari yang ia inginkan
kamu,
kekasihku

Jakal KM 14 Jogja, Minggu 18 Maret 2012

*) Ekohm Abiyasa

** Dalam sebuah sunyi. Ia mengirim sinyal rindu itu. Aku lipat dalam saku. Kuasinkan didadaku. Biar hangat selalu. Kamu membingkai senyum di bibirmu. Aku tersenyum lega. Semoga itu adalah setitip harap.

Diambil dari serampaikata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun