Mohon tunggu...
Eko Heri Susanto
Eko Heri Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ilmu Komputer Bidang Rekayasa Perangkat Lunak

Mengenal pemrograman komputer sejak tahun 1997 dan sampai saat ini masih menekuni bidang rekayasa perangkat lunak terutama pemrograman web, basisdata dan pemrograman mobile.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dalam Konteks Pendidikan, Terkadang nge-"Prank" Mahasiswa itu Perlu!

12 Januari 2022   09:31 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:46 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai-sampai mereka akhirnya harus belajar membuat server side scripting sendiri, menggunakan bahasa Python. Padahal kalau kita mau menggunakan Server Side Scripting saja, kan sudah tersedia to? Ada PHP. Ada Javascript/Typescript. Ada Go Lang dsb.

Lalu apakah yang mereka pelajari itu digunakan dalam membangun platform aplikasinya? TIDAK! Mereka tetap menggunakan server side scripting yang sudah ada, yaitu Javascript/Typescript yang dijalankan di web server NodeJS. Inilah PRANK Babak Pertama.

PRANK Babak Kedua.

Bulan November 2021, mereka akhirnya mempelajar desain sistem, atau biasa kita kenal dengan istilah PRODUCT OWNER. Tentu saya menggunakan sistem manajemen AGILE SCRUM untuk memaksimalkan pekerjaan mereka.

Tim Wlijo, saya suruh mendesain sistem platform-nya sekelas Point of Sale (POS). Apa itu POS? Kalau anda pernah belanja ke Indomart/Alfamart atau ke supermarket, maka aplikasi yang digunakan kasirnya itulah yang disebut Point of Sale. 

Masih ada juga modul untuk bagian gudang, bagian keuangan dsb. Rumit kan? Apakah pedagang sayur keliling menggunakan aplikasi serumit Point of Sale itu tadi? JELAS TIDAK!

Tim Kriyator dan tim Kudhung juga sama. Mereka saya suruh mendesain sistem toko online-nya sekelas E-Commerce. Sudah tahu E-Commerce kan? Itu lho platform sejenis Shopee, Toko Pedia, Lazada dsb. 

Pertanyaannya, apakah pengusaha UMKM membutuhkan platform sekelas Shopee, TokPed dsb untuk dijalankan di perusahaan kecilnya? JELAS TIDAK BUTUH!

Inilah PRANK babak kedua. Sudah selesaikah prank-nya? BELUM.

PRANK Babak Tiga.

Setelah anak-anak mahasiswa kelelahan membangun sistem yang serumit itu, dan mereka akhirnya tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan semua fiturnya, apa jawaban saya untuk mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun