Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Inspirasi Nila Farm #3: Membaca Peluang Budidaya Nila

19 Januari 2022   15:23 Diperbarui: 19 Januari 2022   15:33 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seolah bisnis ini barang tabu karena skala kecil, tentu keuntungannya juga tipis. Mereka menganggap Budidaya hanya dipandang dalam skala rumahan dengan pola pikiran sempit mau dijual ke mana dan tidak pernah berpikir ekspansi bisnis karena dianggap menambahi pekerjaan.

Kelompok ke empat, adalah kelompok pendidikan atau edukasi budidaya. Sekolah atau pondok pesantren yang mengenalkan seni budidaya pada murid atau santri, agar setelah lulus mengenal prospek wirausaha berbasis budidaya.

Dan kelompok terakhir adalah mereka yang bisa mengelola peluang menjadi wirausaha yang menguntungkan, bisa membuka lapangan kerja dan memperoleh penghasilan.

2. Pemetaan potensi pangsa pasar

Inti seorang entrepreneur itu harus bisa membaca potensi pasar. Semua orang pasti bisa berbudidaya hingga panen, sekalipun tidak efektif karena tidak tahu cara budidaya dan bagaimana teknis efisien cepat panen.

Kendalanya, saat panen, apakah mereka bisa menjual? Kepada siapa harus dijual? Para tengkulak? Atau bukak lapak sendiri dipasar? Banyak para pembudidaya bisa panen, ternyata tidak punya kemampuan menjual. 

Mereka memasrahkan panennya kepada tengkulak dengan harga murah. Yang penting panen dan laku, tanpa berpikir berapa ongkos pakan dan biaya lainnya selama masa budidaya. Jika dipikir logis cara tersebut sangat merugikan. Bagaimana usaha bisa berjelanjutan jika hasil panen dijual murah dibawah standar pasar dengan biaya operasional sangat tinggi.

3. Memilih Budidaya dan sistemnya Apa

Kita bisa memilih budidaya apa dengan melihat YouTube. Tapi sebelum memastikan,  kita harus bijak dengan mengukur kemampuan, potensi pasar dan cara budidayanya bagaimana. 

Di YouTube memang tersedia video tutorial, namun tak semua bisa kita adopsi alias kita telan mentah mentah. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan, misal modal usaha, ketersediaan bibit, faktor alam seperti air dan suhu udara.

Beberapa teman memilih lele, karena bisa diberi makanan tambahan dan mudah didapat. Namun setelah panen, seluruh pasar lele dikuasai tengkulak dan harga jual mengikuti harga tengkulak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun