Kolam bioflok lele juga menimbulkan pencemaran udara, warga sekitar kolam banyak yang komplain, karena bau. Belum lagi kualitas daging lele yang dikasih makan sembarang, termasuk ayam tiren, secara kualitas dan higienis tidak bisa diterima oleh standar restoran, apalagi untuk tujuan eksport. Dan saat waktu panen lele tidak dipanen, praktis lele akan makan memakan, karena lele bersifat kanibal.Â
Jika dihitung waktu, budidaya lele menyita banyak waktu, seperti memisah lele berdasarkan bobot dan hal teknis lainnya. Itulah kenapa di kampung Nila Slilir memilih budidaya nila bioflok. Kenapa harus nila merah bioflok? Karena kolam tidak berbau, hemat pakan full pelet sehingga kualitas daging nila higienis, fcr pakan bisa ditekan dibawah 1,1 artinya 1 kg pakan, menghasilkan 1 kg daging ikan.Â
Sistem budidaya pembesarannya mudah dengan hasil panen dijamin tidak bau tanah. Disana fokus pada nila merah, karena pangsa pasar nila merah lebih berkelas dan lezat saat diolah.Â
Hal hal seperti ini perlu diperhatikan oleh pembudidaya baru, karena output panen adalah kunci sukses budidaya. Kualitas harus dijaga agar harga product bisa menembus segmen pasar yang berkelas.Â
Tujuannya para pembudidaya menghasilkan panen berkualitas dan higienis, tidak sembarang panen atau asal pokoke panen, tapi hasil panen tidak diterima direstoran dengan harga pantas dan akhirnya ditampung tengkulak dengan harga murah.
 Wirausaha harus sama sama untung dan memberikan kesejahteraan pada para pembudidaya. Budidaya apapun, termasuk nila atau lele pasti punya cara dan trik agar output akhir, tetap memberikan keuntungan sesuai tujuan.Â
Banyak yang sukses budidaya lele dengan kapasitas eksport, tentu mereka menguasai maping pangsa pasar dan menjaga kualitas panennya. Untuk skala rumahan dengan lahan sempit dan modal terbatas, kolam terpal nila bioflok bisa jadi solusi. Apapun jenis budidaya anda, terserah pada keputusan akhir pilihan anda.Â
Demikian tiga hal pertimbangan awal sebelum terjun secara profesional dalam dunia entrepreneur budidaya ikan. Semoga menginspirasi dan selamat membaca artikel Sam Oke selanjutnya.
Salam sukses.
Malang, 19 Januari 2022
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H