Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngopi Bersama Stri Nareswari

21 Desember 2021   01:36 Diperbarui: 21 Desember 2021   01:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patung replika yang indah ada di depanku. Dulu yang asli pernah jauh di negeri Belanda. Bersama kopi ini, mulai mencairkan suasana. 

Saat belum ditemukannya Pararaton. Dan Negara kertagama. Tak ada yang tahu siapa Ken Anggrok. Siapa Ken Dedes. 

Kesulitan hidup dan penjajahan. Lemahnya literasi. Semua hanya diingat dalam cerita tutur. Yang lama lama hilang dibawa mati.

Hingga sarjana barat menemukanmu. Diperkuat prasasti dan penafsiran baru. Sejarah itu penting. Kebesaran masa lalu. Kebanggaan bangsa ini.

Enigma ruang waktu. "Jika aku mitos atau mitologi dongeng. Seperti kata CC. Berg. Lalu siapa yang melahirkan raja raja besar di Jawa?" Ken Dedes Tampak Galau. 

"Aku dianggap tak ada. Hanya dongeng. Tapi bukti prasasti tertulis telah kalian ketemukan. Bacalah. Belajarlah"

"Jika aku dianggap tak ada, kenapa patungku pernah mereka bawa ke negeri Eropa. " Tanya Ken Dedes.

Ngopi semakin asyik dalam lintas sejarah. Renungan kebanggaan bangsa yang dikecilkan. Disepelekan. Entah untuk alasan apa. 

Sekarang ada, karena ada dahulu. Inilah budaya, kebanggaan bangsa. Yang coba dihilangkan. Agar bangsa ini kehilangan jati diri.

Kita punya jati diri bangsa. Kita punya sejarah, milik kita sendiri. Ada semangat. Ada inspirasi untuk maju. Khas Indonesia.

"Terus gali dan tulislah. Itu inspirasi masa depan. " Pesan Ken Dedes mengakhiri dialog imajiner. Masih banyak yang ingin disampaikan, tapi Inggil Museum Resto harus tutup. Dan sebagai tamu aku harus pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun