Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tafsir Cinta

9 Januari 2021   16:34 Diperbarui: 9 Januari 2021   16:40 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pacaran adalah masa transisi menuju menikah dan menjalankan hubungan kemanusiaannya yang teratur, bermoral dan tanggung jawab, selaku penerus generasi mulia manusia berdasarkan aturan agama dan negara. 

Namun konflik pacaran bisa terjadi dengan munculnya bunga cinta yang lain. Cinta itu perasaan, dan disaat sudah tidak nyaman, maka tak perlu drama, sudahi saja. Secara simple demikian, tapi faktanya konflik cinta tidak semudah matematika. Bahwa 1+1 hasilnya 2. Dalam cinta bisa muncul rumus irasional. 

Kasus bunuh diri misalnya, kenapa terjadi? Ternyata hal hal tak masuk logika juga masuk dalam ranah cinta. Dalam khasanah Jawa, ada hitung weton. Yaitu rumus jodoh yang sesuai berdasar hari pasaran dari dua sejoli. Sekalipun dua sejoli ini sudah cinta mati, karena rumus itu, ternyata harus dipisah paksa. Dampaknya? Bisa macem macem.

Bersyukurlah dua sejoli yang sama sama cinta, dua keluarganya bisa menerima mereka jadi pasangan suci dalam pernikahan. Namun, tak semua keluarga bisa menerima itu, karena ada aturan bibit, bobot dan bebet. Anak siapa lu... moyangmu sapa...Kerjamu apa... keluargamu gimana... Macem macem. 

Bahkan ada keluarga pihak perempuan, yang menilai keluarga pihak laki laki berdasar fitnah tetangga dan hoax belaka. Tentunya, gosib tetangga ini sudah ada konflik internal sebelumnya. 

Apapun kondisinya, yang penting itu dua sejoli. Nuruti faktor luar, akan Nemu ribet. Kesepakatan dua sejoli ini final, yang menghalangi berarti dzolim. Perasaan kok dipaksa. Cinta itu proses perasaan, bukan proses dipaksa paksa. 

Kalau sama sama cinta dan nyaman hidup bersama, ya jalani saja. Rejeki dan jodoh adalah jalan terindah yang datang tak bisa ditolak, tapi saat belum datang tak bisa dikejar kejar.

Perjodohan Cinta 

Perjodohan itu baik, asal dua sejoli bisa menyesuaikan diri dan membangun cinta berdua secara intens. Tanpa itu, perjodohan akan gagal. Karena pasti ada cinta lain dihati masing masing. Dijaman milenial, perjodohan kurang signifikan, contohnya, bagaimana jika kita dipaksa nikah dengan pasangan yang punya gangguan jiwa. Tiba tiba kumat gila. Atau penyakitan. Mau?

Orang tua yang nikahkan anaknya dengan perjodohan juga kurang bijak. Boleh, asal dua sejoli itu harus secara sadar dan sepakat. Ya silahkan saja. 

Peran Orang Tua dan Keluarga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun