Kampung Nila Slilir bakalan Krajan kota malang adalah wujud real gagasan kolaborasi masyarakat menjadi aksi nyata menuju daulat ikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.Â
Konsep Guyub Rukun, kolaborasi lintas komunitas dan aksi bersama, adalah wujud sinergitas untuk tumbuh bersama, saling menguatkan dan saling mengisi. Artikel berikut coba mengulasnya, semoga menginspirasi.
Membangun Masyarakat Kreatif
Banyak kampung berdiri di negeri ini, namun hanya sedikit kampung mempunyai inovasi maju untuk pemberdayaan masyarakatnya secara swadaya.Â
Rata-rata kampung hanya menunggu uluran bantuan, baru memoles kampungnya. Potensinya seperti abal-abal. Artinya dipoles sedemikian rupa agar sekejab menarik, tapi pengembangan selanjutnya entahlah. Kebanyakan polesan dibuat karena ikut ikutan, tidak punya SDM handal, ada lomba dan program tertentu yang temporer.Â
Hal ini berbeda dengan kondisi masyarakat Slilir, bakalan Krajan kota Malang. Ide membuat kampung tematik ini bukan karena lomba. SDM pengelola punya pandangan visioner, sehingga tiada berat hati jika diminta swadaya. Ini juga bukan program dari atas yang memaksakan kehendak untuk melakukan ini itu.Â
Di sini semua proses, dan tidak ada yang instan. Konsep guyub rukun seperti ini sudah sulit ditemui, padahal itu ciri khas bangsa Indonesia yang dikagumi bangsa lain lho.Â
Dengan modal guyub Rukun inilah disepakati terbentuknya Kampung Nila Slilir, sebuah aksi nyata dari hulu ke hilir budidaya ikan Nila. Artinya tidak hanya pelihara, tapi jual ikannya gimana. Jika ada kendala solusinya gimana. Semua dibahas komprehensif melalui Pokdakan yang legalitasnya sudah berbadan hukum.Â
Untuk pengembangannya pun sudah didirikan Pokdarwis yang diakui dinas dan memegang SK Pokdarwis. Pengembangan ekonomi kreatif sudah dijadikan pondasi kuat, sehingga tidak ada cucuran keringat sia sia di slilir, karena hal ini bukan sekedar mimpi Zong, tapi sudah jadi aksi nyata pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
Kolaborasi lintas Komunitas
Sendiri tak bakalan mampu melakukan eksekusi sebuah ide, namun beban seberat apapun akan ringan jika dipikul bersama. Kebersamaan inilah yang melahirkan kolaborasi intern di kampung Nila Slilir.Â
Di dalamnya tergabung berbagai elemen dan tingkat pendidikan. Bahkan perkembangan terbaru, kolam nila slisir ibarat sebuah kolam sinergi yang besar dari beberapa komunitas pegiat yang mulai bergabung dengan kampung Nila Slilir.Â
Kolaborasi merupakan kunci. Tidak ada komunitas super yang benar benar mampu secara mandiri hidup dan berkembang dari dirinya sendiri, tanpa peran serta dari komunitas lainnya.Â
Contohnya pengadaan kaos komunitas, pasti dibutuhkan pihak lain dalam membuatnya. Sekalipun kampung Nila Slilir berwujud kampung tematik, namun unsur komunitas juga banyak berperan, baik komunitas lokal slilir, atau komunitas lain dari luar.Â
Kehadiran Unsur dari Komunitas Reenactor Ngalam dan Bolang Kompasiana merupakan sinergi saling isi dan menguatkan. Tradisi saling butuh tanpa membebani adalah konsep menarik yang perlu dibahas.Â
Karya karya besar akan dilahirkan dari sinergi ini, semoga ke depan semangat inovasi akan terus tumbuh dan berkembang di tlatah bumi slilir ini. Apa itu? Tunggu liputan selanjutnya.
Semoga artikel ini menginspirasi.
Malang, 23 November 2020
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H