Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jodoh Wasiat Emak

3 Februari 2020   15:48 Diperbarui: 3 Februari 2020   16:07 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Napa Bu?" tanyaku sambil kupeluk Ibuku. Ibu terus menangis tiada henti sambil mengelus kepalaku.

"Ibu Mau minta Maaf Le," bisiknya. Sebulan ini Ibuku memang sakit. Beliau tiba tiba sakit setelah Bapak cerita Keputusan Istriku yang secara sepihak minta pisah dengan aku. Ini hasil final dari Keputusan Rapat Keluarga Istriku bahwa Istriku sudah ingin mengakhiri berumah tangga denganku. Bagi seorang ibu, karena ini menyangkut nasib masa depan anaknya dan itu adalah aku, tentu ini masalah yang sangat berat.

Namun tiba tiba berhenti menangis dan kemudian ibuku tersenyum.

"Lihat Hape mu Le," pinta Ibuku. Akupun menunjukan Hape yang kutaruh disaku celanaku. Kutunjukan Hapeku dan kuhidupkan layar sentuhnya. walpaper halaman depan itu kupasang foto Isti.

"Lha Yo iki Le Jodomu." ibuku mesem "Ajak Kesini aku pingin merestuimu Le"

Aku terdiam. Biasanya ibu tidak pernah setuju aku punya hubungan dengan perempuan Manapun. Apalagi setelah menikah. Jelas ibu tidak setuju. Pada Istriku saja yang telah memberikan ibuku cucu yang cantik cantik saja ibuku selalu tidak pernah setuju. Apalagi Posisi Isti jelas tidak masuk dalam prioritas ibu. Dibilang punya istri, aku memang punya istri. Tapi mana istriku sekarang? Aku merasa salah, karena dalam pikiran orang lain, aku telah selingkuh. Walahu alam bi sawab.

**********

Seminggu Kemudian Ibuku sudah tidak mampu bicara. Beliaupun Wafat. Dan satu satunya Teman Wanitaku yang muncul adalah Isti. Bukan Istriku. Ibuku tersenyum disaat terakhir hidupnya. Pertanda apakah?

Ini Jadi amanat Ibuku. Jodoh Wasiat Emak. Semoga aku Bisa mewujudkannya menjadi Nyata. 

Malang, 3 Februari 2020

Apapun Ibumu Bilang, Lakukan. Ibumu Tahu Masa depanmu apalagi ini wasiat terakhir sebelum beliau Wafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun