"Napa Bu?" tanyaku sambil kupeluk Ibuku. Ibu terus menangis tiada henti sambil mengelus kepalaku.
"Ibu Mau minta Maaf Le," bisiknya. Sebulan ini Ibuku memang sakit. Beliau tiba tiba sakit setelah Bapak cerita Keputusan Istriku yang secara sepihak minta pisah dengan aku. Ini hasil final dari Keputusan Rapat Keluarga Istriku bahwa Istriku sudah ingin mengakhiri berumah tangga denganku. Bagi seorang ibu, karena ini menyangkut nasib masa depan anaknya dan itu adalah aku, tentu ini masalah yang sangat berat.
Namun tiba tiba berhenti menangis dan kemudian ibuku tersenyum.
"Lihat Hape mu Le," pinta Ibuku. Akupun menunjukan Hape yang kutaruh disaku celanaku. Kutunjukan Hapeku dan kuhidupkan layar sentuhnya. walpaper halaman depan itu kupasang foto Isti.
"Lha Yo iki Le Jodomu." ibuku mesem "Ajak Kesini aku pingin merestuimu Le"
Aku terdiam. Biasanya ibu tidak pernah setuju aku punya hubungan dengan perempuan Manapun. Apalagi setelah menikah. Jelas ibu tidak setuju. Pada Istriku saja yang telah memberikan ibuku cucu yang cantik cantik saja ibuku selalu tidak pernah setuju. Apalagi Posisi Isti jelas tidak masuk dalam prioritas ibu. Dibilang punya istri, aku memang punya istri. Tapi mana istriku sekarang? Aku merasa salah, karena dalam pikiran orang lain, aku telah selingkuh. Walahu alam bi sawab.
**********
Seminggu Kemudian Ibuku sudah tidak mampu bicara. Beliaupun Wafat. Dan satu satunya Teman Wanitaku yang muncul adalah Isti. Bukan Istriku. Ibuku tersenyum disaat terakhir hidupnya. Pertanda apakah?
Ini Jadi amanat Ibuku. Jodoh Wasiat Emak. Semoga aku Bisa mewujudkannya menjadi Nyata.Â
Malang, 3 Februari 2020
Apapun Ibumu Bilang, Lakukan. Ibumu Tahu Masa depanmu apalagi ini wasiat terakhir sebelum beliau Wafat.