Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Toponimi, Menggali Sejarah dari Kampung

18 Januari 2019   16:23 Diperbarui: 18 Januari 2019   16:30 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggali Sejarah dari toponimi Kampung

Kota Malang selama ini menjadi kota transit wisatawan untuk selanjutnya meneruskan perjalanan wisatanya ke Kota Batu dan Kabupaten Malang. Dengan Keterbatasan wilayah, Kota Malang tidak memiliki wahana wisata yang bisa menjadi jujugan wisatawan. Potensi Kota Malang adalah cagar budaya, berupa bangunan heritage peninggalan masa kolonial. 

Jadi sangat tepat jika apa yang diangkat di Kota Malang adalah wisata kota heritage. Sejauh ini memang belum nampak seperti Kota Tua Jakarta, semarang atau surabaya. Kota Malang telah menetapkan 32 objek bangunan yang dijadikan Cagar budaya. Bagaimana langkah selanjutnya agar menjadi destinasi wisata, masih dalam tahap pembahasan oleh para ahlinya.

Di level Kampung di kota Malang, juga mulai mengeliat wisata kampung tematik. Tidak kurang ada 15 kampung potensial yang telah digagas di level masyarakat. antara lain, Kampung Warna Warni Jodipan, Kampung 3D (baca-tri-di), Kampung Heritage Kayutangan, Kampung Budaya Polowijen dan Tawangsari Kampung sedjarah dengan Musium Reenactornya. Kampung kampung ini masih perlu mendapatkan perhatian dari Stage holder terkait. 

Mereka secara swadaya sudah turut memikirkan wisata di kota Malang. Kasihan jika kampung kampung dengan potensi besar untuk diangkat sebagai ikonik kota Malang, malah dibiarkan tak dibina, dibantu perkembangannya dan harus ngurusi dirinya sendiri. Mereka adalah para relawan kampung yang sudah memberi sumbangsih untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Mereka orang orang kecil yang mau dengan suka rela membangun destinasi untuk kemajuan kotanya.

Sekedar tips untuk kampung kampung yang bingung mencari ide, maka toponimi kampung adalah sejarah yang bisa diangkat. Tawangsari dengan Kampoeng sedjarahnya adalah upaya masyarakat sekitar mengangkat tema sejarah tidak hanya lokal sumbersari, Tapi sejarah Perjuangan Malang pada umumnya. Tiap kawasan punya sejarah, dan sebuah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

Bagaimana dengan Kawasanmu? Semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih sudah membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun