Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bacalah dan Biasakan Menulis Semua Ide-ide Bersejarahmu

21 Agustus 2018   10:26 Diperbarui: 21 Agustus 2018   10:57 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri". [Stephen King]

Di era sekarang, kemudahan tehnologi dalam mengakses informasi sangat mudah, dibanding era tanpa internet beberapa dasa warsa yang Lampau. Bahkan sekarang, tehnologi informasi sudah ada di genggaman. 

Kemajuan tehnologi android telah merubah paradigma bahwa di hari ini, sebuah kejadian di belahan bumi yang lain dapat diakses sekarang juga sebagai live streaming. Berita Breaking news juga mudah diakses baik melalui seluler dan tehnology televisi.

Dengan latar belakang demikian, masihkah "banyak Alasan" adalah jawaban andalan kamu untuk menjawab dan menuangkan ide ide briliant yang bisa jadi sangat "bersejarah" itu dalam sebuah tulisan? Atau Karena Menunggu saat yang tepatkah? Kendala terbesar para penulis adalah menunggu hingga  hasil karya tulisannya sempurna, seperti Sang Tokoh Penulis idamannya. Jika tulisanku spektakuler seperti tulisannya, maka aku akan menulis. 

Kamu akan copy pastekan dia dalam dirimu. Jika kamu menunggu akan menjadi seperti itu, maka sebenarnya kamu belum menjadi diri sendiri. Kamu akan menjadi orang lain, dan tidak pernah mengenal dirimu sendiri. Padahal setiap diri pribadi punya"ciri khas" dan punya "Power dan keistimewaan" sendiri sendiri yang bisa mengangkat eksistensi dan karya kreatifitas pribadimu tanpa mendompleng sang tokoh idola. 

Potensi itu ada dalam dirimu dan jika kamu menunggu sempurna dengan standar wajib seperti dia, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah menulis, Karena waktu yang sempurna itu tidak pernah ada, yang ada kamu akan kehilangan ide ide yang bisa jadi itu sangat bermanfaat dan bersejarah. 

Kenapa harus ditunda besok besok sebagaimana pepatah jawa "Ngenteni orong orong ngendong gong" artinya sebuah serangga kecil akan membawa alat gamelan gong yang 1000 kali lebih besar dari tubuhnya sendiri, mampukah? Jelas tidak mungkin. Karena potensimu diasah pelahan, kalau instan pingin cepat dengan copy paste, kamu tidak bakalan menjadi dirimu sendiri.

Biasakan Membaca untuk membuka wawasan

Pernah Baca Tulisan Bung Karno? Sebagai penulis besar, Bung Karno Kaya akan wawasan. Dari mana hal tersebut terbentuk? Bung Karno Hobby membaca. Koleksinya luar biasa dari berbagai disiplin ilmu dan literatur berbahasa asing. Padahal di era Bung Karno belum ada internet. 

Mencari buku juga sulit, karena pemerintah Belanda membatasi perkembangan literasi. Membaca bisa membuka wawasan. Buku ibarat jendela dunia yang akan membuka wawasanmu seluas samudra dan selebar langit. 

Jangan berpikir  picik seperti katak dalam tempurung, karena malas membaca. Orang yang tidak pernah membaca, pengetahuannya menjadi sempit. Dalam Islam, Perintah Pertama yang wajib dilakukan adalah Iqro, yang artinya bacalah. Membaca itu perintah agama. 

Nabi Muhammad SAW  bersabda, Carilah ilmu sampai Negeri Cina. Artinya belajar dan membaca adalah kewajiban manusia, dan cari ilmu ibaratnya sampai jauh ke negeri cinapun wajib dilakoni agar wawasan kita luas. 

Jika masih saja ada alasan harga buku mahal, toh masih ada rombengan alias buku bekas. Perpustakaan gratis juga telah disdiakan. Tinggal baca saja apa sulitnya. Yang Canggih juga telah tersedia melalui media internet dan handphone di genggaman anda.

Biasakan Menulis apapun minimal di buku diarymu sendiri

Ide itu sekarang tersedia melimpah. di kehidupanmu. di rumahmu. disekitarmu. Makananmu. Komunitasmu. Hobbymu. ada berlimpah limpah. kalau masih bingung, tinggal tanya mbah google. klik. beres. Lho kok masih belum punya ide bahan menulis? menulis memang perlu berlatih. 

Kamu yang tidak pernah menulis diary, dianggap nulis diary hanya kebiasaan anak anak abg yang lagi kasmaran, pendapat tersebut salah. cara mudah menuangkan ide dan pikiran adalah menulis diary dalam diary kamu bebas berekspresi. Disana Kamu bisa menemukan siapa dirimu, oleh sebab itu sarana belajar menulis adalah tulis saja di diary.

Jangan takut dikritik, Karena kritik membangun karaktermu

Belum menulis dan berkarya  sudah berpikir negatif, jangan jangan nanti dibully. nanti dikritik. nanti tidak dibaca orang. nanti buang buang waktu, trus tulisan kita tidak diapresiasi siapapun. Takut dan takut. inilah hebatnya rumus "banyak Alasan" sang dewa penghancur kreatifitas yang akan menghentikan langkah langkahmu menemukan dirimu sendiri. 

Bung Karno dalam perjuangannya tidak hanya dikritik, tapi juga dipenjara dan dibuang ke pulau terasing, tapi apakah yang terjadi?  Bung Karno tidak pernah berhenti menulis dan berkarya. 

Padahal era Bung Karno, menulis dan mempublikasikan ide dan pikiran perjuangannya sangat sulit dan terbatas. Kenapa Bung Karno bisa? Kenapa di era nyaman tanpa harus dipenjara dan dibuang jauh seperti Bung Karno, dimana pengetahuan dan informasi ada digenggaman tangan, kok kita tidak berkarya? Mana Karya karyamu Bung Bung Muda Negeri ini?

Jangan Pernah berhenti, tuangkan ide ide bersejarahmu

Setiap pribadi punya potensi anugerah ilahi yang sudah diberikan secara gratis sejak dia masih bayi dalam kandungan. Tinggal mau tidak menggalinya, mengasahnya dan mensyukurinya. 

Berhenti berkarya adalah pilihan dengan rumus "banyak alasan" yang pada dasarnya langkahmu itu sama saja "Tidak mensyukuri Anugerah Ilahi" Untuk memulai berjalan, bayi melalui proses belajar dan berlatih. Itulah naluri kemanusiaan agar sang bayi bisa berjalan. Setelah dewasa untuk berkarya kenapa tidak mau belajar dan berlatih? Naluri dasar itu ada, kenapa tidak dilakukan?

Proses kreatif, termasuk menulis dan menciptakan sesuatu pada dasarnya dimiliki umat manusia. Nenek moyang manusia menulis di atas batu dan didalam gua gua berupa  kode, gambar dan huruf serta manuskrip untuk menyampaikan pesan abadi kepada anak cucunya di masa depan. Para arkeolog berusaha menterjemahkan pesan dan ide ide "bersejarah itu" dan inilah wujud proses kreatif dari kecerdasan manusia.

Sebagai manusia modern, jelas kita wajib malu kepada nenek moyang manusia. di Jaman kemudahan mengakses informasi dan pengetahuan dewasa ini, pertanyaannya, kenapa disaat mudahnya fasilitas dewasa ini, kok malah tidak berkarya? Why?

"Ayo Jangan pernah berhenti, teruslah berkarya, tuangkan ide dan pikiran pikiran Bersejarahmu Bung!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun