Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Sejarah TRIP, Peran Pelajar Usir Penjajah

27 Juli 2018   09:51 Diperbarui: 27 Juli 2018   10:08 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajar yang bukan tentara pun juga jadi korban. Tentara Belanda terus  menyerbu rumah sakit Celaket mencari tentara. Mereka tidak bisa membedakan antara anggota Palang Merah dan tentara pejuang. Dua orang  anggota Palang Merah Pemuda tertangkap dan dibunuh. Sebuah laporan  menyebutkan salah seorang di antaranya matanya dicungkil.

Karena Agresi Belanda ini maka Pusat Komando TRIP berpindah ke Gabru,  Kediri dan Madiun. Markas Komando Pusat TRIP berkedudukan di Gabru, Markas Komando I (gabungan dari Batalyon 1000 dan Batalyon 2000)  berkedudukan di Madiun sedangkan Markas Komando II berasal dari Batalyon 3000 di Kediri. 

Ada sebuah lagu yang berhasil digubah oleh para  pelajar, khususnya ketika Malang sudah direbut tentara Belanda pada 31  Juli 1947. Liriknya sebagai berikut: "Mari kawan-kawan menuju Kota  Malang/yang telah lama terpaksa kita tinggalkan/Mari rebut kembali dari  tangan musuh/mari kita serbu kita halau dengan musnah/Hai pemuda-pemuda  harapan bangsa/ Ingat kewajiban Kota Malang menanti sudah, pahlawan jang perwira/tabahkan hatimu/tiada gentar dwiwarna harus berkibar pula di  Malang yang megah."

Para korban yang gugur tersebut dikubur oleh sekelompok orang yang  ditawan Belanda dalam satu lubang yang tidak jauh dari markas TRIP di  Jl. Salak yang kini telah dirubah menjadi Jl. Pahlawan TRIP. Untuk  mengenang dan menghargai jasa dan pengorbanan para pejuang yang gugur  tersebut, dibangun sebuah monumen Pahlawan TRIP. Monumen dan Taman Makam  Pahlawan TRIP ini terletak di Jl. Pahlawan TRIP, sebelah utara Museum Brawijaya Malang. Peresmian taman makam pahlawan TRIP ini dilakukan oleh  Presiden Soekarno pada tahun 1959.

Mudah mudahan artikel ini bermanfaat sebagai pembelajaran bahwa Kemerdekaan Indonesia yang dinikmati sekarang adalah buah dari para Pejuang bangsa, termasuk peran tentara Pelajar. Mereka rela meninggalkan bangku sekolah dan harus turun kemedan laga. Kemerdekaan Indonesia ditebus dengan tetesan darah dan air mata. Mereka gugur demi harga diri bangsanya.

Duhai Pemuda... Pelajar... Mahasiswa... Jaman Now, ayo isi kemerdekaan ini dengan prestasimu. Tunjukan Karyamu untuk bangsamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun