Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik Hikmah Maulid dengan Meneladani Kesederhanaan Rasulullah SAW

16 September 2024   02:39 Diperbarui: 16 September 2024   02:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompas.github.io

Memetik Hikmah Maulid Dengan Meneladani Kesederhanaan Rasulullah SAW.

Oleh: Eko Setyo Budi

Salah satu acara keagamaan rutin di negara kita ialah memperingati  Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan tersebut secara rutin dilakukan bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain yang dihuni oleh umat Islam, baik yang mayoritas maupun minoritas. 

Di kampung kami juga memperingati Maulid Nabi SAW  dengan mengadakan bari'an (selamatan) setelah salat Maghrib di Mushola.

 Maulid Nabi diperingati berbagai cara tergantung adat istiadat masyarakat setempat. Peringatan Maulid tidak hanya dimulai dari  mushola kecil di kampung atau ujung Desa, akan tetapi secara masif di Masjid atau di Istana Negara. Maulid yang dilaksanakan di Istana Negara selalu dihadiri Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Ini menunjukkan perhatian besar Negara Kesatuan Republik Indonesia meskipun Indonesia jauh dari kelahiran Nabi Muhammad. Rasa cinta kepada Nabi sendiri tak kalah dengan negeri kelahiran Nabi sendiri di Mekah.

Dengan peringatan Maulid kita dapat mengambil hikmah sejarah Nabi Muhammad SAW adalah narasi yang sarat dengan pesan-pesan luhur. Islam ditegakkan Nabi adalah untuk masa depan yang gemilang, membentuk tatanan dunia baru yang bersendikan spirit kesetaraan, keadilan dan kebenaran sejati. Di mata Allah manusia adalah sama ciptaan-Nya, tidak ada bedanya antara yang kaya dan miskin, rakyat jelita dan pemimpin, laki-laki dan perempuan,  lahir sempurna atau catat.

Dengan demikian Islam betul-betul menjadi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah: "Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat [49]:13). Dengan demikian Islam betul-betul menjadi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta.   

Misi Nabi Muhammad SAW adalah memberikan peringatan dan memberikan kasih sayang kepada umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat.  Salah satu keteladan yang patut kita teladani dari Rasulullah SAW yakni kesederhanan hidup. Meskipun beliau memiliki posisi penting sebagai pemimpin umat. Beliau menekankan kesederhadaan  hidup  ini agar manusia tidak sombong, dan berbuat zalim yang berakibat merusak pada dirinya sendiri hingga tatanan dunia hidup berdampingan dan saling mengasihi. Beberapa contoh kesederhanaan Rasulullah SAW antara lain:

Cara hidup sederhana

Rasulullah SAW hidup dengan sangat sederhana, meskipun beliau memiliki kekayaan, beliau lebih memilih sederhana. Tempat tinggal beliau adalah rumah kecil yang sangat bersahaja, tanpa hiasan yang mewah.

Makanan sederhana

Rasulullah SAW tidak pernah makan berlebihan. Makan sering kali hanya roti kasar, kurma, air atau susu. Beliau bahkan sering berpuasa karena tidak ada makanan di rumah. Ibnu Katsir, mengatakan bahwa keburukan atau kejelekan dari makan secara berlebihan berdampak pada seseorang, yakni dapat mengeraskan hati dan meredupkan cahaya petunjuk, sulit menerima ilmu, dan malas beribadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun