Oleh: Eko Setyo Budi
Salah satu acara keagamaan rutin di negara kita ialah memperingati  Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan tersebut secara rutin dilakukan bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain yang dihuni oleh umat Islam, baik yang mayoritas maupun minoritas.Â
Di kampung kami juga memperingati Maulid Nabi SAW Â dengan mengadakan bari'an (selamatan) setelah salat Maghrib di Mushola.
 Maulid Nabi diperingati berbagai cara tergantung adat istiadat masyarakat setempat. Peringatan Maulid tidak hanya dimulai dari  mushola kecil di kampung atau ujung Desa, akan tetapi secara masif di Masjid atau di Istana Negara. Maulid yang dilaksanakan di Istana Negara selalu dihadiri Presiden RI dan Wakil Presiden RI. Ini menunjukkan perhatian besar Negara Kesatuan Republik Indonesia meskipun Indonesia jauh dari kelahiran Nabi Muhammad. Rasa cinta kepada Nabi sendiri tak kalah dengan negeri kelahiran Nabi sendiri di Mekah.
Dengan peringatan Maulid kita dapat mengambil hikmah sejarah Nabi Muhammad SAW adalah narasi yang sarat dengan pesan-pesan luhur. Islam ditegakkan Nabi adalah untuk masa depan yang gemilang, membentuk tatanan dunia baru yang bersendikan spirit kesetaraan, keadilan dan kebenaran sejati. Di mata Allah manusia adalah sama ciptaan-Nya, tidak ada bedanya antara yang kaya dan miskin, rakyat jelita dan pemimpin, laki-laki dan perempuan, Â lahir sempurna atau catat.
Dengan demikian Islam betul-betul menjadi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah: "Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."Â (QS. Al-Hujurat [49]:13). Dengan demikian Islam betul-betul menjadi rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Â Â
Misi Nabi Muhammad SAW adalah memberikan peringatan dan memberikan kasih sayang kepada umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat.  Salah satu keteladan yang patut kita teladani dari Rasulullah SAW yakni kesederhanan hidup. Meskipun beliau memiliki posisi penting sebagai pemimpin umat. Beliau menekankan kesederhadaan  hidup  ini agar manusia tidak sombong, dan berbuat zalim yang berakibat merusak pada dirinya sendiri hingga tatanan dunia hidup berdampingan dan saling mengasihi. Beberapa contoh kesederhanaan Rasulullah SAW antara lain:
Cara hidup sederhana
Rasulullah SAW hidup dengan sangat sederhana, meskipun beliau memiliki kekayaan, beliau lebih memilih sederhana. Tempat tinggal beliau adalah rumah kecil yang sangat bersahaja, tanpa hiasan yang mewah.
Makanan sederhana
Rasulullah SAW tidak pernah makan berlebihan. Makan sering kali hanya roti kasar, kurma, air atau susu. Beliau bahkan sering berpuasa karena tidak ada makanan di rumah. Ibnu Katsir, mengatakan bahwa keburukan atau kejelekan dari makan secara berlebihan berdampak pada seseorang, yakni dapat mengeraskan hati dan meredupkan cahaya petunjuk, sulit menerima ilmu, dan malas beribadah.