Mohon tunggu...
Eka Nawa Dwi Sapta
Eka Nawa Dwi Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penulis lepas, pelahap buku, pencinta dongeng. Menulis apa pun yang sedang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Berhenti "Curhat" di Medsos

2 Januari 2020   14:34 Diperbarui: 2 Januari 2020   14:41 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Seandainya cerita ini murni kisah nyata, maka saya tidak jauh berbeda dengan pembaca yang lain. Ada rasa prihatin dan kesal yang tergambar sesaat saya membaca kisah kehidupan si NJ.

Tetapi ketimbang saya terlalu tendensius dan emosional membaca isi dalam cerita, maka saya lebih baik mengambil pelajaran berharga dari fenomena ini. Hindari curhat di media sosial untuk mencari pembenaran. Ada beberapa alasan menurut saya kenapa sebaiknya kamu tidak melakukan curhat di medsos.

1. Menelanjangi Diri Sendiri
Saat seseorang bercerita tentang konflik kehidupan pribadi di medsos, maka ia sedang menunjukkan semua sisi tersembunyi dan kelemahan yang ia punya.  Betapa memalukan jika kisah itu dibaca oleh kenalan atau rekan kerja. Apalagi bila mereka sampai ikut campur dengan menanyakan sebab musabab sampai ke titik detail. Percayalah, tidak semua orang yang bertanya itu berarti peduli dan ingin membantu.  Mereka lebih banyak sekadar ingin tahu saja.

Belum lagi bila melibatkan keluarga terdekat. Persepsi negatif terhadap keluarga dan cap buruk akan melekat di mata orang lain. Selain itu hubungan sesama keluarga juga bisa jadi renggang karena tersinggung dan merasa dirugikan.

2. Memperkeruh Keadaan

Berkeluh-kesah bukan pada tempatnya tidak akan selalu berakhir baik. Semisal korban perkosaan yang menceritakan kisah hidupnya. Alih-alih mendapatkan dukungan moral, lebih banyak orang akan menyalahkan dan menceramahi korban. Mulai dari mempermasalahkan pakaian, kelakuan, atau bahkan meragukan kisah si korban. Kalau sudah begitu, maka bukannya solusi dan dukungan didapatkan, malah semakin depresi.

Tanggapan seperti itu memang salah. Tapi bisakah kita mengatur isi kepala orang lain? Tentu tidak, mereka akan tetap mempertahankan argumen mereka sendiri. Sudah seharusnya mempertimbangkan untuk tak sembarangan meluapkan masalah di medsos demi mencari empati atau pembenaran dari orang lain.

3. Beresiko dipenjara
Sekilas terdengar lebay, tapi bayangkan jika seseorang sehabis curhat di medsos lalu mendapat tuntutan atas pencemaran nama baik? Apalagi argumen yang disampaikan tak memiliki bukti dan landasan.  Maka akan jadi keuntungan tersendiri bagi yang namanya dicatut.

Selain itu, di medsos lebih banyak orang yang senang memprovokasi dan memperburuk keadaan. Masalah yang sebelumnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan justru bisa berakhir di jalur hukum.

Ada juga kekerasan dan pembunuhan yang berawal  dari curhat di medsos. Dalam suatu berita yang pernah saya tonton di televisi,  seorang suami melakukan pembunuhan pada istrinya hanya karena tersinggung dan merasa tidak terima dihina di status medsos.

4. Menjadi Jejak Abadi
Siapa sangka curhat yang ditulis sepuluh tahun yang lalu, bisa menjadi masalah di masa sekarang. Hal ini memang tidak disadari. Setiap kali menulis, orang-orang pasti akan meninggalkan jejaknya di medsos. Dan jejak-jejak ini sangat mudah sekali untuk dilacak.

Misalnya Facebook yang punya fitur kronologi. Hanya dengan memilih bulan dan tahun yang ingin diketahui, maka secara cepat kita menemukan status pada waktu yang dimaksud. Kabar bagusnya, di Facebook kita masih dapat menghapus jejak lama itu atau mengganti privasi dari publik ke 'hanya saya'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun