26. Pengerian Kebenaran menurut Veritatis Splendor
    Seperti Pilatus, manusia dewasa ini mempertanyakan dengan kritis, "Apa itu kebenaran...? Veritatis Splendor menjawab pertanyan itu dengan menunjukkan sikap-sikap manusia yang dinilainya menyimpang dari kebenaran seperti sikap mengganggu kehidupan manusia, penindasan sistematik terhadap hak-hak fundamental manusia. Berangkat dari sikap itu, Veritatis Splendor memberikan pengertiannya tentang kebenaran. Menurut Veritatis Splendor kebenaran yang sejati adalah obyektif, menetap dan membebaskan. Kebenaran sejati adalah Yesus kristus.  Taat kepada Kebenaran akan membuat manusia benar-benar bebas. Terhadap pertanyaan manusia dewasa ini, apakah ketaatan kepada kebenaran tidak mengancam kebebasan, VS, 85 menjawab: Hanya dalam Yesus Kristus yang tersalib itu, Gereja menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.
27. Pengertian Kebebasan menurut Veritatis Splendor
    VS, 86 mengajarkan tentang hakekat kebebasan sbb:
"Refleksi rasional dan pengalaman harian akan kebebasan memberikan visi yang lemah tentang kebebasan. Kebebasan adalah real tetapi terbatas. Asal-usul dari kemutlakan dan tanpa syaratnya kebebasan bukan dari kebebasan itu sendiri, melainkan di dalam hidup di dalam mana kebebasan itu ditempatkan dan oleh siapa kebebasan itu diberikan. Kebebasan adalah serentak keterbatasan dan kemungkinan. Kebebasan manusia adalah kebebasan tercipta, terberi bagaikan benih yang perlu dikembangkan dengan tanggungjawab. Demikian, kebebasan berakar dalam kebenaran tentang manusia itu sendiri, dan kebebasan itu diarahkan kepada persekutuan (communio). Â
28. Apa maksudnya: Kebebasan perlu dimerdekakan?
VS menyimpulkan bahwa kebebasan manusia itu perlu dibebaskan. Kebebasan untuk memilih dan memutuskan oleh manusia yang tidak jarang justeru membelenggu kebebasan itu. Freedom itself needs to be set free. Kristuslah yang mampu membebaskan kebebasan yang terbelenggu. Kalau filsuf eksistensialisme Perancis Jean Paul Sartre mengatakan bahwa manusia dihukum untuk bebas; maka VS,86 mengatakan bahwa manusia dibebaskan untuk menjadi bebas. "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita" (Gal.5:1).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI