Mohon tunggu...
Ekel Sadsuitubun
Ekel Sadsuitubun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Elektronika dan Komputer, Filsafat Serta Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Istilah-istilah dalam Moral Fundamental: Ringkasan 2

7 Desember 2022   05:55 Diperbarui: 7 Desember 2022   06:06 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

26. Pengerian Kebenaran menurut Veritatis Splendor

        Seperti Pilatus, manusia dewasa ini mempertanyakan dengan kritis, "Apa itu kebenaran...? Veritatis Splendor menjawab pertanyan itu dengan menunjukkan sikap-sikap manusia yang dinilainya menyimpang dari kebenaran seperti sikap mengganggu kehidupan manusia, penindasan sistematik terhadap hak-hak fundamental manusia. Berangkat dari sikap itu, Veritatis Splendor memberikan pengertiannya tentang kebenaran. Menurut Veritatis Splendor kebenaran yang sejati adalah obyektif, menetap dan membebaskan. Kebenaran sejati adalah Yesus kristus.  Taat kepada Kebenaran akan membuat manusia benar-benar bebas. Terhadap pertanyaan manusia dewasa ini, apakah ketaatan kepada kebenaran tidak mengancam kebebasan, VS, 85 menjawab: Hanya dalam Yesus Kristus yang tersalib itu, Gereja menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

27. Pengertian Kebebasan menurut Veritatis Splendor

       VS, 86 mengajarkan tentang hakekat kebebasan sbb:

"Refleksi rasional dan pengalaman harian akan kebebasan memberikan visi yang lemah tentang kebebasan. Kebebasan adalah real tetapi terbatas. Asal-usul dari kemutlakan dan tanpa syaratnya kebebasan bukan dari kebebasan itu sendiri, melainkan di dalam hidup di dalam mana kebebasan itu ditempatkan dan oleh siapa kebebasan itu diberikan. Kebebasan adalah serentak keterbatasan dan kemungkinan. Kebebasan manusia adalah kebebasan tercipta, terberi bagaikan benih yang perlu dikembangkan dengan tanggungjawab. Demikian, kebebasan berakar dalam kebenaran tentang manusia itu sendiri, dan kebebasan itu diarahkan kepada persekutuan (communio).  

28. Apa maksudnya: Kebebasan perlu dimerdekakan?

VS menyimpulkan bahwa kebebasan manusia itu perlu dibebaskan. Kebebasan untuk memilih dan memutuskan oleh manusia yang tidak jarang justeru membelenggu kebebasan itu. Freedom itself needs to be set free. Kristuslah yang mampu membebaskan kebebasan yang terbelenggu. Kalau filsuf eksistensialisme Perancis Jean Paul Sartre mengatakan bahwa manusia dihukum untuk bebas; maka VS,86 mengatakan bahwa manusia dibebaskan untuk menjadi bebas. "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita" (Gal.5:1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun