Dia menggeleng pelan sambil tersenyum. “Selama Ayah masih bisa berdiri, Ayah akan terus bekerja. Itu tugas Ayah sebagai orang tua. Lagipula, kalau Ayah berhenti, siapa yang akan menjaga ladang kita?”
Aku tak bisa membantah. Ayah memang keras kepala. Namun, aku tahu, keras kepalanya itu lahir dari cinta yang begitu besar.
Beberapa tahun kemudian, aku akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan di kota. Gajiku cukup besar, lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga. Aku segera pulang ke desa untuk memberi kabar baik ini pada Ayah dan Ibu.Sesampainya dirumah aku mengetuk pintu kemudian masuk.
"Ayah, ibu , adikk!" Aku berteriak.
"Loh anakku kamu sudah pulang??" Jawab ayah
"Yaampun ngagetin aja" kata ibu
"Kakakkk!" Teriak adikku dengan wajah gembira
"Ayah , ibu tahu tidak kenapa aku pulang tidak kasih kabar?" Aku berharap dengan jawaban yang pasti
"Apatuh?" Tanya ibu
"Akuuuuu, gaji kerja kuu Bu ,Yah " aku berharap dengan senang
"Kenapa? , gaji kamu naik? " Tanya ayah.