Mohon tunggu...
Eka Wati
Eka Wati Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang guru yang mengajar di SD Negeri Bango 2

Saya mulai mengajar tahun 2010 di sebuah SMP Satap, tepatnya di SMP N 3 Satu Atap Gajah. Dan pada tahun 2022 saya diterima PPPK sebagai guru kelas SD Negeri bango 2. Saya punya 2 anak dan 1 suami. Hobi saya memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Metode STAR(Situasi Tantangan Aksi Refleksi) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Rendahnya Hasil Belajar peserta Didik

6 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 6 Februari 2024   12:02 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Judul

Penggunaan Metode STAR (Situasi Tantangan Aksi Refleksi) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Rendahnya Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Materi Perbandingan Senilai.

Pendahuluan

Matematika masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa. Hal ini disebabkan lantaran guru memiliki gaya mengajar dan pola pikir yang salah dalam mendidik, yakni hanya berorienatsi pada konten dan penyelesaian materi. Untuk itu diperlukan metode baru yang menjadikan belajar matematika lebih mudah, cepat, dan menyenangkan. Reformasi tersebut diperlukan sebagai upaya menciptakan SDM yang kompeten. Selain itu, tingkat kemampuan belajar peserta didik yang berbeda-beda dalam memahami pelajaran matematika. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya minat dan motivasi terhadap mata pelajaran matematika, yang mengakibatkan rendahnya pula hasil belajar dari peserta didik tersebut.
Mengingat pentingnya belajar matematika ini, maka pengajaran matematika perlu ditingkatkan agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Adapun tujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah 1) menggunakan pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 3) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 4) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006).
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, merupakan proses membimbing kegiatan belajar siswa, dan membelajarkan siswa, sehingga apa yang dipelajari menjadi bermakna bagi siswa. Proses belajar pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan anak didik pada tujuan akhir dengan hasil baik.

Pembahasan

Pelaksanaan praktik pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Wonoisalam Demak, dengan subjek yang dipilih yaitu kelas VII F yang berjumlah 31 peserta didik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik pembelajaran ini adalah melalui penerapan pendekatan pembelajaran Saintifik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), metode pembelajaran Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Penugasan, serta pemanfaatan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wonosalam Demak pada materi perbandingan senilai. Adapun pelaksanaan praktik pembelajarannya dilakukan pada hari Jum’at tanggal 19 Januari tahun 2024 pikul 08.00 WIB sampai 09.20 WIB.

Situasi

Yang menjadi latar belakang dilakukannya pelaksanaan praktik pembelajaran di SMP Negeri 1 Wonosalam adalah

  • Motivasi dan hasil belajar peserta didik yang masih rendah.
  • Pembelajaran yang masih berpusat pada guru membuat proses belajar menjadi monoton. Hal ini berdampak pada pembelajaran adanya perubahan sikap peserta didik di kelas merasa bosan dalam pembelajaran.
  • Guru belum merancang pembelajaran yang menarik, masih menggunakan media pembelajaran yang abstrak serta  metode pembelajaran yang monoton.
  • Kurangnya pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis sudah melakukan eksplorasi penyebab masalah melalui google cendekia dan melakukan wawancara, dan disimpulkan bahwa akar penyebab masalahnya adalah: 1. Motivasi belajar dan hasil perserta didik masih rendah. 2. Kurangnya pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif. Dari kedua akar penyebab masalah tersebut, penulis mencoba menemukan alternatif solusi yaitu, mencoba menerapkan model Problem Based Learning dengan media realita berupa potongan buah naga dalam materi perbandingan senilai.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena:

  • Untuk referensi bagi rekan sejawat lainnya dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah di kelasnya.

  • Menginspirasi pembaca dalam menambah referensi lain untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran.

  • Tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

  • Salah satu alternatif solusi dalam memilih model pembelajaran yang bisa digunakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik.

Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktek pembelajaran ini yaitu:

Peran penulis dalam praktik ini adalah sebagai guru, fasilitator serta motivator dalam merancang pembelajaran dan mempraktikkan pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media realita.

Tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran adalah mengajar dan mendidik peserta didik agar bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan serta memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik sehingga peserta didik termotivasi untuk terus belajar dan menggali potensi diri yang ada dalam peserta didik.

Tantangan

  • Tantangan yang penulis hadapi adalah:
  • Sintak dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning sangat kompleks dan membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola waktu.
  • Kemampuan guru untuk membimbing jalannya diskusi perlu dikuasai.
  • Guru harus mampu mengkondisikan kelas agar kondusif dan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok berjalan dengan lancer.
  • Mengkondisikan peserta didik untuk focus dalam pembelajaran karena bukan guru mereka yang selama ini kenal.

Solusi pemecahan masalah yang saya lakukan adalah:

  • Merencanakan rancangan pembelajaran sebaik mungkin dengan managemen waktu yang tepat, media yang menarik serta mengkondisikan kelas agar lebih aktif dan kondusif.
  • Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan media yang lebih menarik dan mudah dipahami agar hasil belajar peserta didik lebih baik dan meningkat.
  • Membuat LKPD yang simple dan menarik, tetapi mudah dipahami dan peserta didik menjadi lebih tertantang dalam menyelesaikan masalah yang disajikan dalam LKPD tersebut.

Pihak Yang Terlibat Dalam pembuatan Praktek baik ini tentu tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut mendukung sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan sukses. Pihak-pihak tersebut adalah:

  • Perserta didik SMP Negeri 1 Wonosalam Demak kelas VIIF sebagai subjek dalam proses pembelajaran
  • Guru sebagai fasilitator
  • Dosen pembimbing Ibu Sugiyanti dan guru pamong bapak Dwi Hardiko
  • Kepala sekolah SMA Negeri 1 Wonosalam Demak ( Bapak Gunawan Subiyantoro, M.Si) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
  • Rekan guru yang membantu terlaksananya kegiatan ini.

Aksi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu:

  • Mencari referensi dari berbagai literatur/ jurnal tentang model pembelajaran inovatif  yang dapat membuat peserta didik semangat dan termotivasi dalam pembelajaran.
  • Melakukan wawancara dengan ahli dan kepala sekolah sebagai pihak yang mempunyai pengalaman serta wawasan yang luas tentang penerapan model pembelajaran inovatif.
  • Mencari referensi video yang sesuai dengan materi pembelajaran melalui youtube.
  • Membentuk kelompok belajar secara homogen

Proses Pelaksanaan

  • Menyiapkan perserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
  • Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan
  • Melaksanakan praktek pembelajaran dengan menerapkan metoda dan media yang sudah dirancang
  • Melakukan evaluasi dan refleksi
  • Mencoba lebih dekat dan mengenal peserta didik.

Sumber daya atau materi yang diperlukan

  • Modul Ajar yang menerapkan model pembelajaran PBL dan video pembelajaran, LKPD sebagai lembar kegiatan peserta didik dalam pembelajaran, Lembar evaluasi pembelajaran sebagai proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi informasi untuk menetapkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • Satu buah Laptop sebagai media untuk menampilkan materi pembelajaran, tiga buah HP untuk merekam proses pembelajaran dan sit in dosen pembimbing serta guru pamong, satu buah LCD proyektor untuk menampilkan materi pembelajaran, dua buah tripod sebagai penyangga kamera handphone dalam merekam proses pembelajaran.

Refleksi

Dampak baik praktik pembelajaran aksi yang saya lakukan yaitu:

  • Pemilihan pendekatan Saintifik dengan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan semangat, motivasi dan hasil belajar peserta didik.
  • Kegiatan diskusi kelompok dapat meningkatkan kepedulian peserta didik dan meningkatkan semangat gotong royong.
  • Penggunaan media konkrit berupa potongan buah naga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep perbandingan senilai sehingga berdampak hasil belajar dan motivasi peserta didik dapat meningkat.
  • Tujuan pembelajaran yang telah dirancang dapat tercapai.

Hasil dari pelaksanaan pembelajaran yang penulis lakukan tentang materi perbandingan senilai dengan menggunakan model pembelajran PBL serta bantuan media realita berupa potongan buah naga adalah efektif karena dapat meningkatkan semangat, motivasi dan hasil belajar siswa.

  • Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan :
  • Respon kepala sekolah adalah mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan tujuan agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar baru dengan guru yang barusehingga pembelajaranmenjadilebih bermakna.
  • Rekan sejawat sangat positif dan antusias, sehingga mereka juga ingin melaksanakan model pembelajaran inovatif yang telah saya laksanakan karena berdampak terhadap motivasi belajar dan hasil belajar perserta didik.
  •  Respon perserta didik sangat positif, mereka sangat menyukai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan media realita berupa potongan buah naga. Hal ini dapat dilihat dari suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung, hasil belajar perserta didik, maupun hasil refleksi yang dilakukan pada akhir pembelajaran dimana perserta didik menyatakan bahwa mereka sangat menyukai model pembelajaran tersebut.

Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu :

  • Dukungan dan bimbingan dari dosen dan guru pamong serta teman mahasiswa yang selalu memberi motivasi dan serta saran yang mendukung kegiatan PPl ini.
  • Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat turut membantu memberikan fasilitas dan waktu dalam melaksanakan praktek ini.
  • Antusias perserta didik dalam mengikuti pembelajaran meskipun penulis merupakan guru yang baru buat peserta didik.
  • Dapat mengantisipasi atau mengatasi tantangan yang dihadapi sebelum hari pelaksanaan PPL.
  • Melakukan refleksi setiap tahapan yang dilalui.

Pembelajaran dari seluruh proses Bast Pactice ini :

  • Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran semestinya seorang guru harus memiliki kesiapan yang baik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan terarah sesuai dengan tujuan yang telah dirancang.
  • Terus melakukan inovasi- inovasi baru akan membawa hal yang sangat baik terhadap perkembangan dan motivasi belajar perserta didik yang tentunyadapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
  • Menjadi guru yang kreatif dan inovatif sangat menyenangkan serta dirindukan kedatangannya.
  • Memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.

Kesimpulan

  • Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan media realita berupa potongan buah naga terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang berdampak hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Penggunaan media pembelajaran berupa vidio pembelajaran serta power point juga dapat menunjang pemahaman konsep perbandingan seniai kepada peserta didik. Selain itu peserta didik mendapatkan pengalaman baru dalam belajar, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

Daftar Pustaka

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Masrinah, E. N., Aripin, I., & Gaffar, A. A. (2019). Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun