Selamat pagi!
Selamat siang!
Selamat sore!
Selamat malam!
Saya harap kamu membaca ini di tengah-tengah waktu mu yang sibuk, jika kamu punya waktu senggang cobalah untuk sekedar melirik tulisan ini…
Apa kabar?,,,
Saya harap kamu baik-baik saja disana, selalu sehat dan sejahtera baik dalam senang maupun duka. Emm ngomomg-ngomong sudah lama sejak peristiwa itu kita tak bertukar kabar, apakah ada yang salah dengan ucapanku waktu itu? Karena terhitung sejak beberapa detik setelah menyapamu, kamu tak sekalipun perduli apalagi membalasnya. Adakah yang salah dengan apa yang saya lakukan?
Tenang saja, sejauh ini saya tak kenapa-napa, saya ikhlas dan rela melepaskan itu semua,,
Berkatmu saya belajar menjadi wanita sesungguhnya lebih cepat dari perkiraan saya sebelumnya, menjadi wanita sesungguhnya yang belum pernah terpikirkan sedikitpun oleh saya. Walaupun tak secara gambalang kamu jelaskan, tapi saya bisa memahaminya dari setiap kata yang kamu ucapkan. Sungguh ini pelajaran yang amat sangat berarti.
Kamu telah membuka dunia yang selama ini belum saya ketahui, kamu membuka semua tabir itu, sekat-sekat itu. Sekat keragu-raguan yang semula selalu bertengger kuat dalam benak saya. Saya kira setiap wanita harus hidup seperti itu karena takdirnya yang akan menjadi seorang ibu, namun pandanganmu berbeda dan saya terpengaruh dengan gagasan itu. Terimakasih..
Berkat kamu pula saya bisa melupakan ia yang dahulu sulit untuk saya tinggalkan, tak sadar posisimu sedikit demi sedikit menggeser perannya. Hmm,, terlalu banyak yang sudah kamu rubah dalam diri saya, membuat saya lebih dewasa dan bijaksana. Sekali lagi terimakasih,,,
***
Tidak banyak yang saya ingin ucapkan. Namun tetap, kamu hanya laki-laki biasa yang seenaknya berbicara. Adaikan kamu tahu bahwa makna dari setiap kata-kata yang kamu ucapkan melahirkan makna-makna ambigu yang membuat saya kadang merasa frustasi karena bingung dan dilema. Sesungguhnya saya tidak suka dengan laki-laki yang suka berkata dusta sekalipun itu untuk menghibur atau bercanda. Karena wanita biasa seperti saya kadang mudah terayu dengan kata-kata masam itu.
Akh baiklah, lupakan semua itu. Ternyata kamu sama dengan laki-laki yang salah lainnya. Tuhan selalu mempertemukan saya dengan pria yang salah sebelum pada akhirnya dipertemukan dengan pria yang benar supaya saya bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap pria yang singgah itu. Dan, kamulah satu diantara laki-laki yang salah tersebut.
Sejak kamu selalu diam di tempat, sejujurnya saya merasa sangat kehilangan dan merasakan kerinduan yang sunguh sangat. Namun apalah daya kamu selalu bersikap masa bodoh, lebih-lebih lagi tak pernah menganggap saya ada. Barangkali kamu sudah jenuh atau bahkan bosan dengan semua pembicaraan yang sering kita bicarakan. Tak mengapa kalau bosan, saya benar-benar bisa memahaminya. Saya pun sering melakukan hal ini pada laki-laki lain. Mengetahui kamu yang tak lagi perduli saya berprinsip “kalau kamu gak ngasih kabar berarti kamu nggak butuh, nanti juga kalau butuh datang sendiri.” Ya! Sesimpel itu, karena kadang hati harus diberi pengertian agar semua organ tubuh baik-baik saja. Dan hasilnya tak terlalu buruk, bisa dibilang mengesankan.
Dan sekarang, kamu sudah benar-benar pergi. Saya sudah mengikhlaskan apa yang bukan milik saya. Mungkin kamu terlalu baik atau mungkin juga terlalu buruk untuk saya, walau bukan perkara mudah sebab sulit sekali meyakinkan hati ini bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun nyatanya saat ini saya cukup membaik bahkan termat baik. Bahkan diluar dugaan ternyata saya bisa move on dalam waktu yang singkat. Entah kenapa kali ini saya bisa melakukannya dengan baik, padahal kalau dipikir-pikir ini masalah yang cukup besar untuk dilalui. Sudahlah! Tak banyak yang ingin saya katakana.
Terakhir, kamu memang orang yang baik, sangat amat baik, saya tahu itu dan saya percaya itu. Tapi sedikit pesan saya, bisakah kamu sedikit menjaga ucapanmu saja? Sekecil apapun kebohongan dalam setiap candaan atau lelucon yang kamu buat suatu hari bisa membuat orang lain kecewa atau bahkan sakit hati. Tolong ingat itu!
Sekali lagi terimakasih karna kamu, saya tahu bagaimana jenuhnya menunggu dan bagaiman sakitnya berharap. Semua itu akan saya ingat dengan baik. Semoga kamu menemukan sosok feminine yang kamu inginkan, semoga kamu bahagia!!!
Semua berakhir sejak saat ini, bahkan detik ini juga,,
Jumat, 24/04/15 – 09.36 PM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H