Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja untuk Arjuna

13 Agustus 2019   11:35 Diperbarui: 13 Agustus 2019   13:55 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang di tengah taman tadi anakmu?" tanyaku.

"Iya"

"Ganteng kayak bapaknya" kataku.

Pipinya memerah. Warna yang sangat kentara untuk kulitnya yang putih bersih.

"Anakmu juga manis seperti ibunya" katanya.

"Bilang saja kalau kulitnya coklat tua...." kataku sembari tertawa kecil

"Ah, warna kulit coklat tidak mengurangi kecantikanmu di mataku"

"Gombal"

Lelaki itu tertawa kecil, "Kamu sepertinya tidak pernah percaya padaku. Pantas saja akhirnya kamu menerima pinangan dari Mas Adhitama, suamimu saat ini"

"Ehhh...." lidahku seakan kelu. Ingin sekali kukatakan bahwa saat itu aku mengharapkan dia datang. Mengharapkan dia melamarku dan menikahku. Namun kenyataannya lelaki itu tak kunjung datang. Lelaki itu hanya menatapku, tanpa suara, hanya tatapan yang sulit kuartikan. Hingga akhirnya Mas Adhitama dengan segala kepedeaannya melamarku. Mas Adhitama yang seringkali kutolak , tanpa menyerah untuk mendapatkanku.

"Mungkin memang Mas Adhitama lebih pantas untukmu. Dia lelaki alim, bukan sepertiku" katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun