Lima belas tahun yang lalu.
Arya dan Putu mengajakku menikmati senja di pantai Kuta ini. Â Kaki kami berselonjor manja diantara butiran pasir putih. Kututup mataku untuk menikmati alunan lembut angin yang membelaiku.Â
"Niluh janji ya, Â akan kembali lagi ke Bali" kata Putu.Â
Aku yang masih menutup mata mengangguk pelan, "aku janji"
"Niluh bukalah matamu" kata Putu.Â
Sebuah cincin yang berasal dari untaian batang tipis, Â terselip sekuntum bunga kecil warna putih disana.Â
"Niluh terima ya hadiah dari Putu" kata Putu seraya tersipu.Â
Aku menatap takjub hasil karyanya. Â Entah mengapa Bli Putu memang selalu memperhatikanku lebih daripada perhatian Bli Arya.Â
"Terimakasih  Bli Putu" kataku.Â
Kulihat paras bahagia Putu. Â Sejenak kutatap paras Arya pun tersenyum padaku.Â
"Maukah Niluh jadi pendampingku saat dewasa nanti? " tanya Putu, Â bocah yang saat itu baru berusia enam tahun.Â