"Gilakkk....kamu memang gilakkk" kata Harris.
Aku menatapnya tajam, ada hak apa lelaki yang baru mengenalku seminggu yang lalu mengatakan bahwa aku gila.
"Sorry, maksudku cuma kamu tentor yang bisa mengajar bidang studi apapun. Fisika, kimia, matematika, biologi, bahasa inggris" kata Harris.
"Namanya juga tentor pengganti" jawabku asal saja.
"Tapi kamu tentor kesayangan Manajer cabang Kusumabangsa dan murid-muridmu adalah siswa sekolah terbaik di Surabaya"
"Memangnya Mas Harris nggak tahu aku mantan siswi sekolah itu"
Lelaki bernama Harris menatapku, "Kalau begitu aku salah sudah jatuh hati padamu"
Aku terbelalak. Bayangkan menyatakan cinta di ruang tentor sebuah lembaga bimbingan belajar, tidak romantis sama sekali.
"Aku seperti pungguk merindukan bulan" keluh Harris.
Aku hanya meringis tidak menanggapi pernyataannya.
Semenjak berkuliah di kampus merah, banyak kaum Adam yang sengaja ataupun hanya coba-coba untuk mendekatiku. Aku sama sekali tak peduli apabila mereka ada hati untukku. Bagiku, kuliah di kampus merah itu sudah sangat mengecewakan. Aku harus kehilangan satu-satunya orang yang selama ini kuinginkan untuk di dekatku, Bram.