Luka yang cinta
Luka yang setia
Sayang, semua tak mungkin terhapus begitu saja
Masalalu, masih bisa dikenangkan
Dan kini teruslah berjalan, membawai luka
Membuka lembaran baru, tanpa takut terluka
Oleh serpihan hati
Aku masih menatap lelaki yang memakai jas warna putih. Tubuh tegap dan rambut ikalnya takkan pernah kulupakan. Meskipun bertahun lamanya berlalu, namun aku merasa yakin dirinya pun belum melupakanku.
"Ganesha" tegur Bram sambil merapikan kacamata minusnya.
Aku hanya tersenyum seraya mengabaikan perasaan hatiku yang terluka kembali. Selama ini aku berusaha untuk tidak kembali ke Surabaya. Aku tidak mau bertemu dengan Bram. Apapun yang terjadi, Bram hanyalah bayangan masalalu yang seharusnya kuabaikan.
"Apa kabarmu?" tanya Bram.