Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Cinta Pak Tua Buta Penjual Gorengan yang Tercatat di Surga

28 November 2018   15:01 Diperbarui: 28 November 2018   15:05 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, kau dan aku dibesarka di panti yang indah ini"

Kulihat rumah panti tersebut tidak terlalu besar dan  namun masih terawat dengan baik. Cat dindingnya berwarna kuning memudar. Entah berapa lama rumah panti tersebut tidak dicat ulang. Namun halamannya bersih dan terkesan menenangkan.

"Ini ada uang buat anak-anak. Tidak banyak hanya tiga puluh ribu rupiah" kata Pak Tua.

"Ini sembilan puluh ribu Kang" kata wanita itu tersenyum girang.

"Kau selalu melebih-lebihkan, kata Yu Darmi itu tiga puluh ribu kok" suara lelaki tua tertawa terkekeh.

Wanita paruh baya sejenak mengernyitkan dahi. Pak Parman selalu mengatakan uang yang dibawanya sedikit, padahal uang yang diberikannya selalu lebih dari cukup untuk menghidupi dua puluh lima anak panti asuhan yang yatim piatu.

"Makasih ya Kang" katanya akhirnya tak peduli lagi. Percuma juga berdebat dengan Pak Tua itu.

"Ya...aku pamit dulu ya, salam buat anak-anak" kata Pak Parman.

"Ya..."

Pak Parman melangkahkan kakinya dibantu tongkat setianya. Melangkah mantap menuju rumahnya. Dengan paras yang berseri-seri. Sungguh aku tidak pernah menjumpai orang yang memberikan semua uangnya untuk membantu orang lain. Ketulusan hati Pak Parman dan Ibu warteg yang kutahu namanya Darmi itu membuatku meneteskan airmata.

Kutuliskan pesan singkat ke ponsel  istriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun