Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Penakluk Senja (3)

25 September 2018   14:55 Diperbarui: 25 September 2018   15:01 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki itu kini berbicara pada Ganesha. Raut muka Ganesha tiba-tiba berubah menjadi sedih. Terlihat kekecewaan menghiasi raut mukanya. Entah apa yang lelaki itu katakan, rasanya tangan ini ingin meninju mukanya. Aku tak ingin siapapun menyakiti wanita yang aku sayangi.

"Hayuk serbuuuuu...." Kudengar teriakan dari arah kampusku, kampus Merah.

Aku lupa, hari ini akan ada tawuran antara mahasiswa Mesin dan Elektro. Gawat, Ganesha sedang ada di kampus Elektro sekarang. Aku berlari secepatnya, sebelum teman-teman dan seniorku sampai di kampus Elektro.

"Nesha, ayo pergi" kataku menghampiri Ganesha dan menyuruhnya berlari.

Kulihat sekilas Ganesha menyeka air matanya. Aku pun sekilas melihat lelaki yang sedari tadi berdiri di hadapan Ganesha. Ya, tidak salah lagi, lelaki itu bernama Agung...Dialah ketua himpunan Mahasiswa Elektro  yang baru diangkat awal bulan kemarin.

Apa hubungannya Ganesha dengan Agung? Bukankah berkali-kali Ganesha bilang tidak memiliki seorang kekasih. Mengapa Agung terlihat begitu sayang pada Ganesha? Dan mengapa Ganesha menangis mendengar kata-kata dari Agung? Apa yang mereka bicarakan? Apakah mereka saling mengenal, apakah mereka saling jatuh hati?

Berbagai pertanyaan menyelimuti otakku. Aku mengarahkan Ganesha ke tempat yang aman. Setidaknya sampai tawuran selesai.

Kulihat berpuluh puluh mahasiswa Teknik Mesin sudah menuju ke kampus Elektro. Dengan yel-yel dan lagunya yang khas, mereka berjalan ke plaza Teknik Elektro.  Aku tahu ini akan terjadi. Bagi kami, tawuran bukanlah momok, melainkan hal yang menyenangkan. Sebenarnya penyebab tawuran ini sepele, yaitu kemarin sore ada seorang mahasiswi Mesin lewat di jurusan Teknik Elektro lalu ada beberapa mahasiwa Elektro menggodanya. Merasa tidak nyaman Mahasiswi tersebut melaporkan ke salah satu senior yang terkenal suka membuat rusuh. Alhasil, tawuran yang tidak terelakkan terjadi.

"Nes..." aku melihat kearah Ganesha yang rupanya menyembunyikan kesedihannya.

"Apa perlu aku kasih pelajaran cowok brengsek tadi?" tanyaku.

"Jangan Mas Hanan, dia tidak salah. Akulah yang salah" kata Ganesha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun