Dua fenomena ini punya motif yang mirip. Pertama, motif untuk mendapatkan hasil yang serba instan. Baik yang datang ke Ida Dayak ataupun ke Mbah Slamet, keduanya ingin hasil yang serba cepat.Â
Berobat ke alternatif dengan harapan bisa sembuh dengan biaya yang relatif murah dan waktu yang singkat. Begitupun, dengan yang cepat kaya. Berharap menitipkan uang lalu ditinggal. Kemudian, dapat untung sebanyak-banyaknya.Â
Kedua, fenomena ini jadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu mengintervensi eksistensi kepercayaan lokal. Apalagi diperparah dengan over klaim dari masyarakat luas.
Di tengah hilang harapan dan keinginan yang instan ini akhirnya dua hal tersebut tetap diminati meskipun keberhasilannya masih dipertanyakan. Ini juga jadi bukti bahwa masifnya perkembangan teknologi mesti diimbangi dengan peningkatan pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H