Jadi, apakah benar bahwa pengobatan alternatif lebih ramah pada masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah?
BPJS, Apakah Sudah Dimanfaatkan Secara Optimal?
BPJS bisa jadi opsi sarana pilihan pembayaran untuk berobat. Meskipun, tata laksananya masih banyak komplain nyatanya BPJS banyak memberikan manfaat kepada orang banyak.Â
Sekarang bayangkan, jika sekali berobat setidaknya mesti menyiapkan dana Rp 500.000- Rp 2.000.000 sekali datang ke dokter spesialis. Cukup hanya dengan membayar iuran mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 180.000 berdasarkan kelas sudah dapat menikmati fasilitas kesehatan dengan dokter spesialis. Bahkan ada yang gratis dan disubsidi negara.Â
Sayangnya, terkadang baik pelayanan ataupun pengguna belum mampu memanfaatkan BPJS secara optimal. Misalnya, banyak orang mengeluhkan lamanya antrian pasien BPJS. Hal ini disebakan belum semua rumah sakit rujukan BPJS menggunakan aplikasi pendaftaran secara online.Â
Orang-orang pun mengantri sejak pukul 6 pagi untuk melakukan pendafataran. Belum mengantri untuk konsultasi dan pengambilan obat. Kira-kira, secepat-cepatnya pukul 12 siang baru bisa selesai.
Apalagi, di beberapa waktu lalu sempat viral tenaga kesehatan yang melakukan parodi pembedaan perlakukan pasien BPJS dengan pasien umum. Konten yang ada memicu kemarahan seluruh pihak.
Akhirnya, anggapan kalau mau masuk rumah sakit lebih baik jadi pasien umum agar didahulukan atau kalau sakit mendingan ke alterantif daripada ke medis.Â
Pengobatan Alternatif dan Investasi Gaib Punya Motif yang Mirip
investasi pasiennya.Â
Jika nama Ida Dayak tersohor, karena pertolongannya. Nama Mbah Slamet justru menjadi terdakwa atas kasus pembunuhan 12 pasiennya. Berbekal klaim mampu menggandakan uang, ia naik pitam saat ditagih uangIa pun mengadakan ritual dengan niat terselubung untuk meracun pasiennya. Alhasil, sejak kegiatan itu dilakukan telah memakan 12 korban.Â