Hingga akhirnya di Desember 2020, muncul benjolan di bawah dagu dan terasa nyeri. Saya pun dirujuk ke rumah sakit rujukan tipe c di Jakarta untuk menemui dokter bedah.Â
Rangkaian tes pun dilakukan, mulai dari tes darah, USG benjolan, hingga rontgen paru. Hasilnya normal. Lantas saya bertanya, lalu mengapa kelenjar saya bengkak?
Dokter di rumah sakit itu menjawab bahwa ada infeksi kronis yang ada di dalam tubuh. Namun, dokter tersebut tidak menjelaskan karena apa dan disebabkan oleh apa. Pasalnya, biopsi tidak dilakukan dengan alasan benjolan di leher terlalu kecil.Â
Di dokter ini pun saya telah menjelaskan bahwa kerap mengalami bisul, namun jawabannya hanya kebanyakan makan protein. Hingga masa rujukkan selesai saya hanya diberikan dexthametason dan anti nyeri.Â
Merasa tidak benar, di awal tahun 2022 kemarin akhirnya saya meminta rujukan untuk ke dokter spesialis kulit.Â
Saya pun dirujuk ke spesialis kulit di sebuah rumah sakit tipe B di Jakarta. Dokter yang memeriksa menjelaskan bahwa ini bukan hanya infeksi kulit biasa.Â
Kemudian, saya didiagnosa hidradentis suppurativa dan dirujuk ke poli bedah dengan tujuan dapat diangkat seluruh kulit yang terjangkit agar bisul tidak kambuh.Â
Ternyata dokter bedah yang saya datangi di rumah sakit ini curiga bahwa ini bukanlah infeksi kulit melainkan TBC Kelenjar. Akhirnya, saya pun menjalani prosedur biopsi untuk mengetahui jenis bakteri bandel apa yang terus menginfeksi.
TBC Kelenjar Wajib Minum Obat Minimal 6-9 Bulan