Aku lupa bahwa cinta seharusnya diperjuangkan, bukan menyerah dalam diam dan pergi begitu saja. Sementara kamu menempatkan aku pada posisi seseorang yang kamu jaga dengan baik selama waktu bersama.
Sahabat adalah ...
Cerita terindah yang dititipkan Tuhan dalam hidupmu
Yang harus kau jaga untuk selamanya
Mengaliri waktu bersama
Yang harus kau rawat dengan pupuk kepercayaanÂ
Pengujung malam di sebuah kamar kosan yang tidak terlalu luas, aku masih terpuruk saja dalam kenangan akan puisimu. Puisi tersebut menjadi alasan kenapa aku masih bertahan di sisimu pada saat itu.Â
Pada sebuah harapan aku adalah orang yang kamu ceritakan pada puisi yang kamu publish di blog-mu. Meskipun pada suatu kesempatan kamu pernah menulis di facebook-ku.
"Aku membuka mata, namum di antara keramaian mataku tak menemuimu."
Membaca komentarmu kala itu, membuatku akhirnya memilih untuk memutuskan pertemanan di dunia maya denganmu. Antara kecewa dan entahlah ... namun, aku tak bisa mengabaikan keinginan menghabiskan akhir pekan bersamamu.Â
Saat itu kamu tidak mempermasalahkan terputusnya hubungan pertemanan di sosial media. Kamu tetap menghadirkan senyum yang menyenangkan setiap kali kita berjumpa. Â Â
***
Berlalunya sembilan tahun bukanlah waktu yang singkat untuk terus berubah memahami makna cinta. Cinta tak lagi soal dramaqueen, tak lagi romantisme semanis gula dan hal - hal indah ala drama Korea. Pemaknaan cinta bagimu mungkin sudah berubah seiring kedewasaan diri.Â
Membawa langkahmu pada sebuah kehidupan yang menyenangkan seperti tergambarkan dalam upload Instagram-mu ; bahagia. Bahwa sejatinya hidup bagimu bukan terpaku pada satu titik perasaan, tapi bagaimana berbenah diri pada realitas kehidupan yang membanggakan.
Semetara, aku sendiri masih terjebak soal hal-hal indah tentang cinta.