Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dikatakan atau Tidak, Tetap Saja Ku Sebut (Kamu) Cinta

28 September 2024   12:59 Diperbarui: 28 September 2024   13:11 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Dikatakan atau Tidak, Tetap Saja Ku Sebut (Kamu) Cinta ( sumber foto : dokpri)

Sementara tak ada tanda-tanda kelanjutan obrolan dunia maya tersebut, aku menarik napas kemudian mengembuskan perlahan - lahan seraya memejamkan mata. 

Dan... aku masih saja terpuruk dalam perasaan rindu yang mengebu-ngebu. Logikaku berteriak,"Jangan dulu!". Ya, jangan dulu menerormu dengan pesan penuh kerinduan.

****

Seminggu berlalu sejak sapaan setelah sembilan tahun tak lagi saling bercerita. Pada asa akan sapaanmu kembali muncul di pagiku nan sendu seperti dahulu kala. Aku masih menunggu dan belum ada kebosanan terhadapan hal tersebut. Menantimu dengan cerita manis yang menjadi impianku selama ini. Sejatinya cinta yang digambarkan ; manis.

Jemariku kembali menelusuri tweet gombalan yang pernah kamu tujukan kepadaku sembilan tahun silam. Kalimat rindu yang kamu rangkai membuatku tersenyum membacanya kembali. Barangkali, kenangan juga dapat menjelma sebagai obat yang meredakan perasaan sesak terperosok pada rindu.

Kalau ada batu bata, ingin ku ukir kalimat 'I Miss You' dan akan kulempar ke kamu @Gitaamira. Biar tahu rasa sakitnya menahan rindu

Sembilan tahun lalu, kamu me-mention-ku dengan kalimat gombalan yang tak pernah kamu ucapkan setiapkali kita menghabiskan waktu bersama. Aku ingat masa - masa itu adalah ketika kesibukan merampas waktu kebersamaan kita. Pada mimpi realitis yang harus dicapai kala itu sebagai makhluk sosial. Kita memilih jalan yang berbeda dalam melangkah.

****

Salah satu alasan seseorang menjauh adalah mungkin perasaan cinta yang mengikat terlalu dalam. Aku bagian dari mereka yang memilih jalan tersebut. Berjalan menjauh dari duniamu dengan kesadaran penuh akan cinta sepihak.

Kita tak pernah berbicara cinta dalam setiap kesempatan bersua. Obrolanmu tak lepas segala hal tentang hal -hal yang populer saat itu dan diskusi pencapaian yang ingin diraih. Tentang film yang ingin kamu nikmati, tentang buku yang ingin kamu miliki dan kesuksesan yang kamu ukir suatu hari bisa merasakan kehidupan global di negara orang.

Kamu tak pernah berbicara mengenai cinta. Ingatanku kembali pada suatu senja kala itu. Di sisiku kamu diam membisu. Menikmati suara kereta di pengujung senja, menit-menit melepas kepergianmu . Dua hari sebelumnya, aku sempat menulis surat cinta tentang perasaanku kepadamu yang ku kirim ke email-mu. Sesuatu yang tak mungkin kamu abaikan. Sebab setiap hari kamu selalu memeriksa email masuk. Tak mungkin berlabuh ke spam, karena terkadang kita kerap berkomunikasi lewat email.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun