Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamu, dan Cerita yang Belum Usai

6 Desember 2023   00:58 Diperbarui: 18 Desember 2023   20:56 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dokumen pribadi

menghiasi siangmu dengan canda tawa, dan meninabobokkan dengan senandung kepercayaan.

Orang yang kau percayakan setiap harimu dengan jejak bersamanya, yang suatu hari nanti akan menyambutmu dengan pelukan kesuksesan.

Sahabat adalah cerita terindah yang pernah dititipkan Tuhan dalam hidupmu, yang harus kau jaga untuk selamanya. Mengaliri waktu bersama,

yang harus kau rawat dengan pupuk kepercayaan, kau siram dengan air kasih sayang.

Untuk selamanya bersama ... kau dan aku.

Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta pada tulisan tersebut seolah-olah aku adalah yang dimaksud. Rangkaian tulisan yang pada akhirnya membuat kami bersua satu sama lain. Aku seperti berada dalam sebuah adegan film yang mengikuti skenario yang ia tulis. Aku adalah bintang utama yang mendampingi langkahnya dalam menjalankan hari-hari.

Dan, aku lupa bahwa di dunia ini, aku bukan penghuni satu-satunya yang bermain peran di dalam kehidupannya.  Ia mencubitku dengan keras lewat tulisannya tentang sepasang mata yang tidak menemuiku. Aku adalah rombongan lalu lalang orang - orang di halte kampus. Tidak lebih.

Sesuatu yang menyakitkan saat khayalan tidak sesuai realitas tapi terabaikan saat mata teduhnya menghampiri seiring senyumnya yang menyapa. Aku tidak mungkin lupa selama satu dekade melewati hari bersamanya. Duduk di teras sebuah toko buku dan bermain dalam diam.

Rei tidak banyak berbagi cerita tentang kehidupan pribadi. Kami memiliki jenis bacaan yang berbeda yang sulit untuk berdiskusi banyak hal. Tapi, ia berbagi tentang rangkaian keinginannya terhadap suatu hal.

" Aku mau belajar bahasa Thailand," ujarnya suatu siang. Saat itu, aku memintanya untuk menghampiriku. Aku merindukannya. tentu saja tidak kukatakan maksudnya. Hanya berkata, bahwa aku ingin bertemu dengannya karena aku butuh bantuan untuk mengoreksi tugas Bahasa Inggrisku.

Aku tidak menanggapi kalimatnya. Seperti biasa kami terpaku pada kesibukan masing - masing. Aku yang sibuk dengan tugas, dan ... ia yang bersenandung pelan. Begitulah hari-hari yang terlewatkan saat bersamanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun